Jakarta –
Akibat performa motor kurang tokcer, Yamaha dan Fabio Quartararo kesulitan bersaing di garis terdepan. Meski demikian, Yamaha sudah bisa melihat cahaya di ujung terowongan. Masalahnya perlahan-lahan mulai teratasi.
Karier Fabio Quartararo merosot tajam pada dua musim terakhir MotoGP, tepatnya setelah El Diablo juara dunia MotoGP 2021. Fabio Quartararo mengakhiri musim 2023 pada posisi 10 dan musim 2024 berada di urutan ke-13 klasemen akhir MotoGP.
Dengan status tim yang mendapat jatah hak konsesi musim 2024. Yamaha melakukan banyak upaya untuk meningkatkan M1 supaya jarak dengan produsen Eropa, terutama Ducati makin dekat.
Fabio Quartararo dan Alex Rins sebagai pebalap pabrikan juga turun serta dalam memperbaiki performa motor. Keduanya melakukan banyak pekerjaan uji coba pada balapan akhir pekan. Yamaha terus-menerus membawa suku cadang baru seperti varian sasis dan mesin yang berbeda atau penyesuaian aerodinamika.
Siapa bilang performa Yamaha makin jelek? Direktur Tim Yamaha, Massimo Meregalli punya pandangan berbeda. Dia bilang Yamaha sudah mengalami kemajuan.
“Setelah Aragon, kami melihat hasil pertama dari pekerjaan kami. Itu penting, karena jika Anda bekerja keras dan tidak melihat hasil apa pun, itu menjadi lebih sulit. Dari Aragon kami melihat cahaya di ujung terowongan dan kami dapat mempertahankan level yang meningkat,” kata Meregalli dikutip dari Speedweek, Minggu (29/12/2024).
“Para insinyur aerodinamika telah bekerja dengan sangat baik dan keras dan para pengemudi telah mulai memahami bagaimana aerodinamika baru bekerja dan keuntungan apa yang mereka miliki darinya,” tambah dia.
Quartararo juga lebih sering masuk ke sesi kualifikasi 2 di paruh kedua musim ini. Kemudian pada balapan akhir pekan, dia mampu mencapai beberapa hasil 10 besar.
“Fabio berusaha keras untuk itu dan dia mencoba beradaptasi,” kata Meregalli.
Rekan setimnya, Alex Rins kurang baik bersama Yamaha. Musim debutnya ditandai dengan cedera. Bagaimanapun, rider Spanyol itu mampu mencapai dua hasil 10 besar di Aragon dan Sepang.
“Ketika dia (Rins) datang kepada kami, dia tidak 100 persen, dia mengalami pasang surut. Kemudian dia mengalami kecelakaan lain di Assen, di mana pergelangan tangannya patah. Bagi saya, dia tidak pernah ada dalam kondisi untuk memberikan 100 persen, bahkan jika dia selalu mencoba,” kata Meregalli.
“Di akhir musim, dia menjadi lebih baik dan lebih baik. Ini sangat penting bagi kami, karena (balapan) sendirian dan berjuang dengan semua orang lain yang memiliki lebih banyak pebalap di trek adalah kerugian besar.”
“Jika Alex dalam kondisi yang baik, kami memiliki dua pebalap yang dengannya kami dapat mengevaluasi informasi. Ini sangat penting untuk tahun depan, ketika kami akan bersaing dengan empat pembalap – ini akan memberi kami keuntungan penting,” tambah dia.
(riar/din)