Kamis, Januari 30


Bandung

PT Dirgantara Indonesia (PTDI) membuka gerbang untuk wisata lewat DI Edutainment Bandung. Traveler bisa mengunjungi hanggar-hanggar pesawat yang menjadi rumah bagi sejumlah pesawat bersejarah milik PTDI. Termasuk pesawat legendaris rancangan BJ Habibie, yakni N250.

detikTravel mengunjungi DI Edutainment itu pada Minggu (26/1/2025). Di pekan libur panjang lalu, DI Edutainment terpantau dipenuhi pengunjung yang mayoritas merupakan rombongan keluarga.

Sesampainya di area masuk, pengunjung akan diarahkan menuju ticket box untuk penukaran tiket online maupun pembelian tiket di tempat. Kemudian, pengunjung diangkut dengan Edubus milik PTDI, berbentuk serupa bus Bandros, untuk berkeliling pabrik pesawat terlengkap se-Asia Tenggara itu.


Masing-masing bus dipandu oleh karyawan PTDI yang dengan fasih menjelaskan fungsi-fungsi area di kawasan tersebut hingga menjelaskan seluk-beluk pesawat yang terparkir di sejumlah hanggar.

Pengunjung kemudian dipersilakan untuk turun dari Edubus untuk melihat sejumlah pesawat yang terparkir di area luar. Bukan sembarang pesawat, di area tersebut berjajar produk-produk kebanggaan PTDI yang bersejarah maupun yang tengah dikembangkan.

Di antaranya adalah pesawat buatan Indonesia pertama, yakni N250 rancangan BJ Habibie, pesawat turboprop CN 235 bernama “Tetuko”, hingga pesawat udara nirawak (PUNA) atau drone “Elang Hitam” yang hingga saat ini masih dikembangkan untuk menjaga kedaulatan negara.Para pengunjung pun asyik berfoto di depan setiap pesawat yang dipajang.

Eduwisata milik PT Dirgantara Indonesia (PTDI) (Nur Khansa Ranawati)

Manajer Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PTDI Kerry Apriawan mengatakan DI Edutainment awalnya merupakan acara CSR perusahaan yang menyasar anak-anak sekolah di tingkat SMA ataupun mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia. Dilaksanakan setiap Jumat, acara tersebut bertujuan untuk memberikan edukasi terkait serba-serbi dunia aviasi di PTDI.

Namun, antusiasme masyarakat yang sangat tinggi membuat PTDI akhirnya membuka kegiatan edukasi tersebut untuk masyarakat umum, dengan durasi yang lebih singkat.

“Awalnya dibuka untuk CSR ke sekolah-sekolah dan universitas. Kita mengundang sekolah secara gratis setiap Jumat, dari berbagai daerah. Kalau untuk umum, sebelumnya kita hanya membuka tur setiap ulang tahun PTDI di 23 Agustus, jadi hanya satu tahun sekali,” kata Kerry ketika ditemui di lokasi.

Penumpang diangkut dengan Edubus di Eduwisata milik PT Dirgantara Indonesia (PTDI) (Nur Khansa Ranawati)

Ide membuka wisata aviasi untuk masyarakat luas, dia mengatakan, salah satunya bertujuan untuk memperlihatkan bahwa PTDI hingga saat ini masih aktif memproduksi pesawat untuk berbagai fungsi. Tak hanya produksi, namun juga memperbaiki pesawat baik yang diproduksi di dalam maupun luar negeri.

“Kita kasih lihat agar masyarakat bisa merasakan langsung, bahwa PTDI masih terus berkiprah memajukan industri kedirgantaraan Indonesia. Di Asia Tenggara, hanya PTDI yang bisa memproduksi pesawat dari nol hingga sampai ke customer,” ujarnya.

Selain berkeliling area pembuatan dan servis pesawat, pengunjung juga diajak untuk masuk ke dalam area museum pesawat PTDI. Salah satu hal menarik di sana adalah pengunjung dipersilakan untuk naik ke dalam badan dan kokpit pesawat CN 235. Tak ayal, pengunjung pun harus antre untuk dapat berfoto di area kokpit.

Di area tersebut juga dipajang mock-up salah satu pesawat buatan PTDI teranyar, yakni N219 Amphibians. Sesuai dengan namanya, pesawat ini dirancang untuk dapat mendarat di darat maupun air.

Eduwisata milik PT Dirgantara Indonesia (PTDI) (Nur Khansa Ranawati)

Pesan Tiket Secara Online

Traveler yang tertarik untuk mengunjungi DU Edutainment disarankan memesan tiket secara online. Sebab, antusiasme warga terbilang sangat tinggi.

Kerry mengatakan pemesanan tiket online dibuka setiap Selasa dan Kamis, dengan mengklik tautan yang terdapat di akun Instagram DI Edutainment.

Kendati disediakan penjualan tiket secara online, traveler bisa mendapatkan secara offline di tempat.

“Rata-rata pengunjung itu mencapai 700-an orang setiap harinya. Apalagi di long weekend seperti ini, akan ada kenaikan. Kalau yang mau daftar dan tidak kebagian di hari Sabtu, bisa dialihkan ke Minggu,” katanya.

Tur DI Edutainment berlangsung dari pukul 08.30 hingga pukul 16.00. Edubus akan hadir setiap 30 menit untuk mengangkut pengunjung. Tur berlangsung selama kurang lebih 40 menit.

“Ada juga tur pakai Land Rover dan tur privat. Durasinya lebih lama dan rutenya berbeda untuk tur privat,” ujarnya.

Salah satu pengunjung DI Edutainment. Nadya Saras (33) mengaku senang dapat mengunjungi tempat wisata tersebut bersama anaknya yang berusia tiga tahun. Meski demikian, dirinya berharap bisa mendapat kesempatan lebih lama untuk melihat pesawat.

“Wisatanya edukatif dan penjelasan dari tour guide-nya jelas, cuma harusnya dikasih kesempatan lebih banyak untuk turun dari bus. Paling seru itu waktu lihat museum pesawat, karena boleh naik lihat interior pesawat,” kata dia.

(fem/fem)

Membagikan
Exit mobile version