Jumat, November 1


Jakarta

KJRI di Jeddah menerima laporan bahwa ada seorang ibu pekerja migran Indonesia (PMI) yang tidak pulang selama 14 tahun dan diduga dipersulit oleh majikannya di Madinah. Namun ternyata PMI berinisial AAN itu tak pulang karena suaminya menikah lagi saat dia bekerja di Arab Saudi.

Dalam keterangan KJRI Jeddah, keluarga dari AAN meminta bantuan kepada KJRI Jeddah dengan menyampaikan laporan pengaduan melalui Sistem Manajemen Pengaduan (Simadu). Mereka meminta KJRI Jeddah mencari AAN, yang bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) dan membantu mediasi dengan pihak majikan agar segera dipulangkan.

“Laporan pengaduan disampaikan salah satu anak AAN bernama Hasan. Dalam laporan tersebut, Hasan mengklaim ibunya tidak pulang lantaran dipersulit oleh majikannya. Sang ibunda, kata dia, tidak diberikan cuti, padahal naskah perjanjian kerja (PK) yang ditandatangani kedua belah pihak telah mengatur, pekerja wajib dipulangkan setelah masa kontraknya berakhir,” tulis KJRI Jeddah dalam keterangannya, Minggu (28/4/2024).


KJRI Jeddah pun menghubungi majikan dan meminta agar bersama AAN ke lokasi Pelayanan Terpadu (Yandu) yang digelar bagi WNI yang tinggal di Madinah. Yandu berlangsung tiga hari dari 25 hingga 27 April 2024, mencakup kekonsuleran, ketenagakerjaan, keimigrasian, konsultasi, serta sosialisasi peraturan dan ketentuan hukum yang wajib diketahui dan dipatuhi para WNI di Arab Saudi.

“Petugas Yanlin menyoal majikan mengapa hingga begitu lama tidak memulangkan ART-nya itu. Pertanyaan yang bernada tudingan itu disanggah tegas oleh majikan. Dia mengaku tidak ada niat sedikit pun dari dirinya untuk menghalang-halangi AAN untuk cuti. Dia malah menawarkan agar ART-nya itu memanfaatkan kesempatan cuti pulang ke tanah air untuk menengok keluarga,” katanya.

Salah satu petugas menemui dan mengajak AAN berbicara secara terpisah dari majikan. Terungkap laporan dari pihak keluarga itu bertolak belakang dengan pengakuan AAN kepada petugas.

AAN menyampaikan tidak ingin pulang lantaran kecewa pada suaminya yang menikah lagi dengan perempuan lain. Pernikahan itu terjadi pada 2013, selang tiga tahun setelah dia berangkat ke Madinah pada 2010.

“Semula perempuan yang telah dikaruniai enam anak ini berniat mengajak suaminya kerja bareng di Arab Saudi, mengingat anak-anaknya sudah beranjak dewasa. Namun, niat baik itu terpaksa ia batalkan setelah mengetahui sang suami telah mendua alias beristeri lagi,” katanya.

KJRI Jeddah pun menuliskan kutipan pernyataan dari AAN soal alasan dia tidak pulang ke Indonesia.

Ngapain pulang, Pak. Anak-anak sudah pada besar, suami direbut orang,” tutur AAN dengan nada kesal.

AAN mengaku tetap bertanggung jawab mengurus enam anaknya dengan mengirimkan uang hampir setiap bulan hasil keringatnya.

“Sama saya diurusin, rumah, jajan, motor. Semuanya sudah pada berkeluarga,” imbuhnya.

Petugas Meminta AAN Pulang

Kepada petugas KJRI Jeddah, ibu kelahiran 1970 ini mengaku selalu berkomunikasi dengan pihak keluarga di Tanah Air. Selama bekerja di Madinah, dia mengaku diperlakukan dengan baik oleh keluarga majikan, meski kadang ia mengalami kesulitan menagih gajinya.

AAN bercerita pernah bekerja di Dammam pada 2002. Setelah dua tahun bekerja di kota metropolitan terbesar di Provinsi Timur Arab Saudi itu, dia pulang ke Indonesia. Lalu berangkat lagi ke Arab Saudi dan bekerja di Bisha, kota kecil yang berjarak sekitar 500 kilometer dari Jeddah. Setelah habis masa kontraknya, AAN pulang ke Indonesia. Pada 2010, dia berangkat lagi ke Arab Saudi dan bekerja di Madinah hingga sekarang.

“Selama bekerja, AAN mengaku telah menunaikan ibadah umrah sebanyak delapan kali, tapi belum berkesempatan menunaikan ibadah haji,” kata KJRI Jeddah.

Petugas Yanlin mendorong majikan untuk mengupayakan agar AAN bisa menunaikan ibadah haji sebelum ia pulang.

“Petugas Yanlin membujuk AAN agar segera pulang dan menengok keluarganya yang telah lama ia tinggalkan. Perempuan berusia 50 tahun ini juga diingatkan, dengan usianya yang sudah lanjut, sudah waktunya bagi dia untuk beristirahat dan menikmati masa tua bersama keluarga,” katanya.

(aik/imk)

Membagikan
Exit mobile version