Senin, Maret 17


Jakarta

Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Bali sedang pusing tujuh keliling. Saat jumah wisatawan ke Bali meningkat, tetapi okupansi hotel malah turun.

Ketua PHRI Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau yang akrab disapa Cok Ace, menduga situasi tersebut akibat ada hotel dan vila yang tidak teridentifikasi oleh pihaknya.

“Apakah ada penambahan kamar di luar kontrol, misalnya dengan pungutan wisatawan liar ini yang saya lihat merebut-merebut market kami,” ujar Cok Ace dilansir dari detikBali, Senin (17/3/2025).


PHRI Bali mencatat okupansi hotel non bintang hanya sekitar 33-35% saja, sedangkan hotel berbintang di angka 63%.

Cok Ace juga menyadari kebijakan efisiensi anggaran melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 juga berdampak pada okupansi hotel di Bali. Artinya, tidak ada kunjungan domestik yang datang dari unsur pemerintahan.

Pada satu sisi, wisatawan domestik yang datang berkeluarga kebanyakan tinggal di vila. Cok Ace juga mempertanyakan vila-vila yang disewa wisatawan domestik terdaftar atau tidak.

“Sehingga, kami sulit melacak okupansi sekarang karena banyak akomodasi yang tidak tercatat,” kata mantan Bupati Gianyar itu.

“Ini menjadi satu catatan buat kami untuk kami evaluasi di mana letak kebocoran daripada wisatawan yang stay di Bali,” ujar Cok Ace.

—–

Artikel ini telah tayang di detikBali.

(upd/fem)

Membagikan
Exit mobile version