Senin, Januari 27


Jakarta

Wisata film semakin popular hingga mampu memengaruhi keputusan perjalanan. Destinasi syuting film menarik minat wisatawan.

Pada 2022, Expedia mencatat wisata film sebagai salah satu tren perjalanan yang sedang meningkat, dan dalam laporan tren perjalanan 2025. Situs tersebut melaporkan bahwa dua pertiga wisatawan mengaku film dan acara tv memengaruhi keputusan perjalanan mereka.

Dikutip dari Forbes, Sabtu (25/1/2025) Direktur Penelitian Pariwisata dan Profesor Pariwisata serta Sosiologi Hiburan di Universitas Nevada Las Vegas (UNLV), Marta Soligo, wisata film telah terbukti menjadi salah satu cara paling efektif untuk mempromosikan destinasi wisata.


“Tidak seperti papan iklan yang mengiklankan tempat liburan, yang terbatas pada lokasi geografis tertentu dan akan ditampilkan dalam jangka waktu terbatas. Film dan acara tv menawarkan jangkauan yang jauh lebih luas, karena dapat tersedia di seluruh dunia dan bertahan lama,” ujar Marta.

Kapan Wisata Film Menjadi Populer?

Fenomena wisata film mulai populer dalam beberapa tahun terakhir, dan para ahli pariwisata menyebutnya sebagai efek ‘White Lotus’. Minat untuk bepergian meningkat ketika banyak orang menghabiskan waktu di rumah selama pandemi sambil menonton acara-acara yang berlatar di lokasi-lokasi indah.

Salah satu contoh paling terkenal adalah musim pertama ‘White Lotus’ dari HBO, berlatar di Hawaii dan difilmkan di The Four Seasons Resort Maui di Wailea.

“Fenomena set jetting, yaitu bepergian ke lokasi syuting film atau acara tv, telah menjadi pendorong besar bagi pariwisata,” ujar Debra Loew dari Kensington Tours, perusahaan perjalanan mewah yang mengkhususkan diri dalam tur pribadi.

“Contoh paling jelas adalah ‘White Lotus’ yang menampilkan destinasi syuting sebagai bagian penting dari cerita. Setelah musim kedua yang berlatar di Sisilia, minat terhadap destinasi ini meningkat, dan kami juga melihat minat terhadap Thailand sebelum musim baru dimulai,” ia menambahkan.

Namun, wisata film bukanlah hal baru. Jenis perjalanan ini mulai berkembang pesat setelah Perang Dunia II seiring dengan kemajuan industri film dan tv. Orang-orang mulai bepergian untuk melihat lokasi film favorit mereka.

Sebelum kesuksesan serial seperti ‘Yellowstone’, peternakan koboi itu telah lama mendapatkan keuntungan dari popularitas film-film barat. Pemilik White Stallion Ranch di Arizona, Russell True, menyatakan melalui film-film dan acara tv yang menggambarkan suasana koboi, itulah yang menarik minat wisatawan untuk berkunjung.

Tempatnya juga sempat dijadikan lokasi syuting dari acara ‘High Chaparral’.

“Film koboi yang populer di layar lebar dan TV membantu meningkatkan minat terhadap pariwisata di wilayah Barat, bersama dengan budaya koboi, kuda, dan peternakan,” kata Russell.

Desa Grasmere di Inggris jadi salah satu tempat untuk syuting Game of Thrones. (Getty Images/221A)

Ia menceritakan bagaimana pada awal 1990-an, orang-orang mulai menghubungi peternakan mereka setelah menonton ‘City Slickers’, film komedi koboi yang mempopulerkan pengalaman hidup di peternakan.

Pengaruh Acara TV dan Film Populer Terhadap Pariwisata

Di luar Hollywood, banyak destinasi yang berinvestasi untuk menarik kru film. Salah satu contoh terbaik adalah Georgia yang menjadi tujuan utama untuk produksi film dan tv. Beberapa film terkenal yang difilmkan di sana, seperti ‘Forrest Gump’, ‘The Hunger Games’, dan ‘Stranger Things’, telah meningkatkan jumlah wisatawan yang tertarik mengunjungi lokasi syuting.

“Dampak wisata film berlangsung lama setelah kamera berhenti merekam,” ujar Direktur Pariwisata Georgia., Jay Markwalter,

Destinasi-destinasi di Georgia memanfaatkan popularitas ini dengan menawarkan pengalaman unik bagi pengunjung yang ingin berjalan di jejak bintang favorit mereka dan mengunjungi tempat-tempat ikonik yang pernah mereka lihat di layar.

Salah satu contoh keberhasilan adalah Pusat Kota Senoia, Georgia, yang merupakan lokasi syuting ‘The Walking Dead’. Sejak acara tersebut populer, jumlah toko di kota tersebut meningkat dari enam pada tahun 2011 menjadi 150 pada tahun 2023.

Selain itu, setelah perilisan ‘Crazy Rich Asians’ pada 2018, minat terhadap Singapura melonjak lebih dari tiga kali lipat di Amerika Serikat, meskipun film tersebut hanya menggambarkan sebagian kecil kehidupan di negara tersebut.

Salah satu contoh wisata film yang paling terkenal adalah ‘Roman Holiday’ (1953) yang masih menarik wisatawan ke lokasi syutingnya di Roma. Contoh lain yang lebih baru termasuk ‘The Lord of the Rings’ di Selandia Baru dan ‘Harry Potter’ di Inggris.

Berdasarkan data terbaru dari Expedia, Dubai mengalami peningkatan 30% dalam wisatawan setelah tayangnya ‘The Real Housewives of Dubai’. Sementara itu, Inggris tetap menjadi tujuan wisata yang populer berkat berbagai tur bertema ‘Bridgerton’, ‘Harry Potter’, ‘Game of Thrones’, dan ‘Outlander’.

Selain itu, film ‘Gladiator 2’ karya Ridley Scott juga turut meningkatkan minat wisatawan ke Malta. Dengan terus berkembangnya tren wisata film, semakin banyak destinasi yang memanfaatkan kekuatan media untuk menarik wisatawan dan meningkatkan ekonomi lokal.

(upd/fem)

Membagikan
Exit mobile version