Sabtu, Desember 6
Jakarta

Toko 誠友 (Cheng You) yang berlokasi di kawasan Kota Tua Jakarta merupakan salah satu pusat penjualan perlengkapan ibadah masyarakat Tionghoa yang cukup dikenal.

Dari luar, toko ini tampak seperti toko sembahyang pada umumnya, lengkap dengan dupa (hio) serta berbagai produk bermerek seperti ‘Life Lotus’ dan ‘Maharaja’.


Namun, jika diperhatikan lebih jauh, toko ini memiliki fungsi khusus yang tidak dimiliki oleh toko-toko lainnya. Menurut Arif, pemandu walking tour UPK Kota Tua Jakarta, toko ini menyediakan perlengkapan sembahyang yang dipersembahkan secara khusus untuk orang yang telah meninggal.

Barang-barang yang dijual bukanlah perlengkapan ibadah biasa, melainkan simbol-simbol yang dipercaya akan dibawa oleh arwah ke alam kehidupan berikutnya.

Barang-barang tersebut dibuat dalam bentuk replika kertas yang menyerupai benda aslinya. Produk yang dijual di toko ini sangat beragam, mulai dari baju, sepatu, emas, tas, hingga berbagai benda kesayangan yang biasa digunakan oleh seseorang semasa hidup.

Semua barang tersebut akan dibakar dalam prosesi khusus sebagai bentuk penghormatan bagi orang yang telah wafat. Pembakaran ini diyakini sebagai sarana mengirimkan ‘bekal’ kepada arwah agar dapat digunakan di alam baka.

Arif menjelaskan bahwa masyarakat Tionghoa memiliki keyakinan akan adanya kehidupan setelah kematian, sehingga keluarga merasa perlu untuk memberikan perlengkapan yang dianggap dapat membantu orang yang telah meninggal. Dahulu, beberapa keluarga membakar barang-barang asli milik almarhum.

Namun, kebiasaan itu mulai ditinggalkan karena alasan nilai sentimental dan biaya yang tidak sedikit. Selain itu, penggunaan barang replika juga berkaitan dengan peraturan negara.

Di Indonesia, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang melarang segala bentuk tindakan merusak rupiah, termasuk membakarnya. Karena itulah, meski tradisi mengirimkan uang bagi arwah tetap dilakukan, uang yang digunakan bukanlah uang asli rupiah, melainkan uang mainan atau uang ringgit Malaysia yang kerap dijual di toko tersebut.

“Karena di Indonesia segala bentuk membakar rupiah itu dilarang, makanya diganti menggunakan uang-uang mainan atau uang ringgit Malaysia,” ujar Arif saat memandu walking tour pada Jumat, (5/11/2025).

Hal ini menunjukkan bagaimana tradisi masyarakat Tionghoa beradaptasi dengan aturan hukum yang ada, tanpa meninggalkan makna ritualnya. Di toko 誠友 (Chéng Yǒu) juga tersedia kertas doa yang menurut kepercayaan Tionghoa akan membawa doa tersebut ‘naik ke atas’ ketika dibakar. Pembakaran diyakini sebagai sarana mengantarkan pesan spiritual kepada leluhur atau arwah orang yang dicintai.

Selain itu, kertas doa ini memiliki desain dan bentuk yang beragam sesuai dengan jenis permohonan yang ingin disampaikan. Barang-barang yang tersedia pun semakin mengikuti perkembangan zaman.

Selain benda tradisional seperti perhiasan atau pakaian, kini tersedia juga replika makeup, laptop, sandal, sepatu modern, hingga barang elektronik lainnya. Semua benda tersebut merupakan replika kertas yang mencerminkan kebutuhan modern, seakan menyesuaikan kehidupan arwah dengan dunia masa kini.

Menariknya, toko ini juga menjual replika kapal kertas yang dipahami sebagai simbol kendaraan bagi arwah menuju kehidupan selanjutnya. Keberadaan kapal ini menunjukkan bahwa masyarakat Tionghoa sangat memperhatikan perjalanan spiritual seseorang setelah meninggal, sehingga semua kebutuhan di alam selanjutnya dipersiapkan dengan seksama.

Keberadaan toko seperti 誠友 (Chéng Yǒu) tidak hanya berfungsi sebagai tempat jual beli, tetapi juga sebagai bagian penting dalam pelestarian tradisi leluhur. Dengan lokasinya yang dekat dengan vihara khusus ritual kematian, toko ini memainkan peran dalam menjaga kesinambungan budaya, menghubungkan nilai-nilai spiritual masa lalu dengan kehidupan masyarakat modern saat ini.

Share.
Exit mobile version