Kamis, Maret 20


Jakarta

Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) mengumumkan penutupan total kawasan wisata Gunung Bromo selama perayaan Hari Raya Nyepi dan Idulfitri 2025.

Keputusan itu diambil sebagai bentuk penghormatan terhadap hari besar keagamaan, khususnya bagi umat Hindu Tengger yang merupakan penduduk asli kawasan tersebut. Suku Tengger adalah komunitas etnis yang mendiami kawasan pegunungan di sekitar Gunung Bromo, Tengger, dan Semeru, yang terletak di wilayah Jawa Timur.

Perayaan Nyepi bagi Suku Tengger dilakukan dengan ritual Tapa Brata, yaitu penyepian selama 24 jam. Dalam ritual ini, umat Hindu Suku Tengger tidak boleh bekerja, bepergian, menyalakan api, dan bersenang-senang.


Penutupan berlangsung mulai Jumat (28/3/2025), pukul 00.01 WIB hingga Selasa (1/4), pukul 23.59 WIB. Periode penutupan itu mencakup Hari Raya Nyepi yang diperingati pada 29 Maret 2025, dan perkiraan Hari Raya Idulfitri yang jatuh pada 31 Maret 2025. Kawasan wisata alam Gunung Bromo akan kembali dibuka untuk umum pada tanggal 2 April 2025 pukul 00.01 WIB.

Penutupan total akses diberlakukan di empat pintu masuk utama menuju kawasan Gunung Bromo. Pintu-pintu masuk tersebut meliputi Wonokitri di Kabupaten Pasuruan, Cemoro Lawang di Kabupaten Probolinggo, Jemplang di Kabupaten Malang, dan Ranu Regulo di Kabupaten Lumajang.

“Penutupan untuk menghormati dan memberikan kesempatan untuk masyarakat saat menjalankan ibadah Nyepi dan Hari Raya Idulfitri agar bisa beribadah secara khidmat dan tidak terganggu aktifitas wisatawan di seluruh kawasan wisata” kata Kepala Tata Usaha BB TNBTS, Septi Eka Wardhani, Kamis (20/3).

Wisata alam Gunung Bromo kembali dibuka pada tanggal 2 April 2025 pukul 00.01 WIB. Bagi masyarakat yang berencana mengunjungi Bromo Tengger Semeru, bisa membeli tiket secara online. Hal ini demi memastikan kuota kunjungan pada hari tersebut.

“Kami harap warga yang hendak berwisata Gunung Bromo, maka beli tiket melalui online, agar bisa mengetahui kuota kunjungan penuh atau masih ada kuota,” kata Septi.

“Dan kami imbau (pengunjung) bawa jaket dan bekal saat di Bromo karena suhunya dingin, dan patuhi aturan yang dikeluarkan BB TNBTS dan tokoh adat Tengger,” kata dia.

(fem/fem)

Membagikan
Exit mobile version