Kamis, Oktober 3

Jakarta

Homo sapiens muncul di Afrika lebih dari 300 ribu tahun lalu dengan migrasi keluar benua tersebut 60 ribu hingga 70 ribu tahun. Peristiwa ini menandai dimulainya penyebaran Homo sapiens secara global. Namun ke mana perginya para pionir ini setelah meninggalkan Afrika?

Setelah perdebatan bertahun-tahun, sebuah studi baru menawarkan jawabannya. Kelompok pemburu-pengumpul ini tampaknya telah bertahan selama ribuan tahun sebagai populasi homogen di pusat geografis yang membentang di Iran, Irak tenggara, dan Arab Saudi timur laut sebelum menetap di seluruh Asia dan Eropa mulai sekitar 45.000 tahun yang lalu.

Temuan mereka didasarkan pada kumpulan data genom yang diambil dari DNA purba dan kumpulan gen modern, dikombinasikan dengan bukti paleoekologi yang menunjukkan bahwa wilayah ini mewakili habitat yang ideal.


Para peneliti menyebut wilayah ini, bagian dari Dataran Tinggi Persia, sebagai ‘pusat’ bagi orang-orang ini, yang mungkin hanya berjumlah ribuan, sebelum mereka melanjutkan perjalanan ribuan tahun kemudian ke lokasi yang lebih jauh.

“Hasil kami memberikan gambaran lengkap pertama tentang keberadaan nenek moyang semua orang non-Afrika saat ini pada fase awal penjajahan Eurasia,” kata antropolog molekuler Luca Pagani dari Padova University di Italia, dikutip dari Reuters.

Antropolog dan rekan penulis studi Michael Petraglia, direktur di Australian Research Centre for Human Evolution, Griffith University, mengatakan penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature Communications ini adalah sebuah cerita tentang kita dan sejarah kita.

“Kombinasi model genetik dan paleoekologi memungkinkan kami memprediksi lokasi di mana populasi manusia purba pertama kali tinggal setelah mereka keluar dari Afrika,” kata Petraglia.

Peneliti menyebutkan, orang-orang ini hidup dalam kelompok kecil pemburu-pengumpul yang berpindah-pindah. Lokasi pusat menawarkan beragam kondisi ekologi, mulai dari hutan hingga padang rumput dan sabana, yang berfluktuasi dari waktu ke waktu antara periode kering dan basah.

Petraglia menyebutkan, terdapat banyak sumber daya yang tersedia, dengan bukti yang menunjukkan adanya perburuan rusa liar, domba dan kambing.

“Makanan mereka terdiri dari tanaman yang dapat dimakan dan hewan buruan berukuran kecil hingga besar. Kelompok pemburu-pengumpul tampaknya menerapkan gaya hidup musiman, tinggal di dataran rendah pada musim dingin dan di daerah pegunungan pada bulan-bulan hangat,” kata Petraglia.

Orang-orang yang menghuni wilayah tersebut pada saat itu tampaknya berkulit gelap dan berambut hitam, mungkin mirip dengan orang Gumuz atau Anuak yang sekarang tinggal di beberapa bagian Afrika Timur, kata Pagani.

“Seni gua secara bersamaan muncul segera setelah orang-orang meninggalkan pusat tersebut. Jadi pencapaian budaya ini mungkin tercipta saat berada di pusat tersebut,” jelasnya.

Penyebaran mereka ke berbagai arah di luar wilayah itu menjadi dasar bagi perbedaan genetik antara orang-orang Asia Timur dan Eropa saat ini.

Untuk diketahui, studi ini memanfaatkan data genom modern dan kuno dari orang-orang Eropa dan Asia.

“Kami menemukan genom tertua yang berumur 45 ribu hingga 35 ribu tahun yang lalu sangat berguna,” kata antropolog molekuler dan penulis utama studi Leonardo Vallini dari Padova University dan Mainz University di Jerman.

Para peneliti merancang cara untuk menguraikan percampuran genetik yang luas dari populasi yang telah terjadi sejak penyebaran di luar pusat untuk menentukan wilayah ini dengan tepat.

Sebelumnya, terdapat perjalanan skala kecil Homo sapiens ke luar Afrika sebelum migrasi penting 60 ribu hingga 70 ribu tahun yang lalu, namun hal ini tampaknya menemui jalan buntu.

Homo sapiens bukanlah spesies manusia pertama yang hidup di luar Afrika. Perkawinan silang spesies manusia pada zaman dahulu telah meninggalkan sedikit kontribusi Neanderthal pada DNA manusia non-Afrika modern.

“Neanderthal sudah ada di wilayah tersebut sebelum kedatangan Homo sapiens, jadi pusatnya mungkin merupakan tempat terjadinya interaksi tersebut,” kata Vallini.

Simak Video “RI Minta Belanda Kembalikan 472 Benda Bersejarah: Arca-Fosil Manusia Kera
[Gambas:Video 20detik]

(rns/rns)

Membagikan
Exit mobile version