Selasa, Juli 2


Jakarta

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan peringatan global mengenai peredaran obat diabetes semaglutide dengan merek ozempic palsu. Produk palsu ini telah terdeteksi di Brasil, Inggris, Irlandia, dan Amerika Serikat pada akhir 2023.

Ozempic (semaglutide) berasal dari sekelompok obat yang disebut penghambat glukagon-like peptida-1 (GLP-1) yang diindikasikan untuk pengobatan hiperglikemia pada diabetes mellitus tipe 2 pada orang dewasa, remaja, dan anak-anak di atas 12 tahun. Obat ini juga banyak dipakai pasien obesitas untuk menurunkan berat badannya. Beberapa yang menggunakan termasuk miliarder Elon Musk.

Produsen asli Ozempic telah mengonfirmasi bahwa ketiga produk yang dirujuk dalam Peringatan ini telah dipalsukan, bahkan produk tersebut salah menggambarkan identitas dan sumbernya karena tidak diproduksi oleh Novo Nordisk:


  1. Nomor batch LP6F832 tidak dikenali.
  2. Kombinasi nomor batch NAR0074 dengan nomor seri 430834149057 tidak sesuai dengan catatan produksi asli.
  3. Nomor batch MP5E511 asli, tetapi produk tersebut dipalsukan.

“Penggunaan Ozempic yang dipalsukan dapat mengakibatkan pengobatan pasien tidak efektif karena dosis yang salah, kontaminasi zat berbahaya, atau penggunaan bahan yang tidak diketahui atau bahan penggantinya,” kata WHO dalam pernyataan.

“Ini mungkin menimbulkan risiko serius lainnya terhadap kesehatan karena pemberian suntikan subkutan yang dapat mengancam jiwa,” lanjut WHO.

WHO menyarankan untuk para profesional kesehatan, otoritas, maupun masyarakat untuk melaporkan setiap insiden yang menimbulkan efek samping, serta dugaan pemalsuan kepada National Regulatory Authorities/National Pharmacovigilance Centre setiap masing-masing negara.

“Otoritas regulasi/kesehatan nasional didorong untuk menghubungi pemegang izin edarnya untuk meminta nasihat mengenai identifikasi produk palsu, meningkatkan pemantauan informal termasuk penjualan produk secara online; dan disarankan untuk segera memberitahu WHO jika mereka mengidentifikasi produk palsu tersebut,” lanjut WHO.

(suc/kna)

Membagikan
Exit mobile version