
Jakarta –
Raksasa solusi penyimpanan Western Digital mengmabil langkah besar, yaitu memisahkan bisnis SSD dari bisnis hard disk drive.
Dalam keputusan ini, bisnis SSD, dari mulai produksi sampai penjualan dipisahkan menjadi Sandisk, sementara Western Digital kini fokus pada teknologi hard disk drive. Langkah ini sebenarnya sudah sejak lama dibicarakan, namun baru difinalisasi minggu pada awal Maret lalu.
Pemisahan bisnis SSD dan HDD ini menjadi perubahan paling besar bagi Western Digital, yang sejak lama menjadi salah satu perusahaan terbesar di solusi penyimpanan, baik HDD maupun SSD.
Sandisk diakuisisi oleh Western Digital pada 2016 senilai USD 16 miliar. CEO Western Digital saat itu Steve Milligan mendeskripsikan akuisisi itu sebagai kombinasi transformasi. Pasalnya sebelum akuisisi, WD hanya berfokus pada teknologi HDD, yang kemudian menjadi terlihat jadul karena kalah kencang dibanding SSD.
Bagi kalangan gamer pun, Western Digital menjadi salah satu merk SSD yang paling populer, lewat seri WD Black, termasuk WD Black SN850X yang sering disebut sebagai SSD terbaik untuk gaming, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Jumat (7/3/2025).
Perlu dicatat, restrukturisasi ini bukan berarti produksi SSD mereka akan berakhir. Ini karena sejak 2024 lalu, Sandisk memang sudah mengurus semua operasional terkait flash memory, dan mereka ke depannya akan tetap memproduksi dan menjual SSD.
Produk SSD pun diperkirakan akan tetap berjalan tanpa ganggunan. Selama ini Western Digital sudah menggunakan fasilitas produksi yang diakuisisi dari Kioxia — dulunya Toshiba — untuk memproduksi chip NAND.
Hal ini mungkin bisa dilanjutkan oleh Sandisk, atau Sandisk juga bisa mencari mitra lain untuk produksi SSD, misalnya Samsung, untuk memenuhi kebutuhan produksi mereka.
Bagi konsumen, perubahan yang paling terasa dari spin off ini adalah hilangnya branding WD dari produk SSD, dan meluasnya nama Sandisk dari yang sebelumnya lebih dikenal sebagai produsen SD card menjadi SSD.
(asj/asj)