Rabu, Desember 25


Jakarta

Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa kondisi berbahaya henti jantung dapat ‘dideteksi’ dari gejala awal yang muncul sebelum kondisi henti jantung terjadi. Gejala yang dialami pada pria dan wanita mungkin memiliki sedikit perbedaan.

Henti jantung merupakan kondisi jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba akibat adanya masalah kelistrikan jantung yang dipicu oleh gangguan irama jantung. Penyakit ini dapat berakibat fatal, oleh karena itu penting bagi masyarakat untuk mengetahui gejala-gejala yang mungkin muncul.

Studi terbaru dari Smidt Heart Institute di Amerika Serikat mengungkapkan wanita cenderung mengalami sesak napas pada hari sebelumnya, dan pria mengalami nyeri dada. Palpitasi, kejang, manifestasi mirip flu memengaruhi sub kelompok kecil baik pria dan wanita.


“Memanfaatkan gejala peringatan untuk melakukan triase efektif bagi mereka yang perlu melakukan panggilan 911 dapat mengarah pada intervensi dini dan mencegah kematian yang akan segera terjadi. Temuan kami dapat mengarahkan pada paradigma baru untuk pencegahan kematian jantung mendadak,” kata penulis studi Dr Sumeet Chugh dikutip dari Mirror, Selasa (30/4/2024).

Lancet Digital Health mengungkapkan 50 persen orang yang mengalami henti jantung mendadak mengalami tanda peringatan signifikan 24 jam sebelum kondisi tersebut terjadi. Perempuan lebih cenderung kesulitan bernapas, dan pria lebih sering mengalami nyeri.

Penelitian ini menggunakan data dari dua penelitian besar yaitu studi Prediksi Kematian Mendadak di Komunitas Multi-Etnis (PRESTO) yang sedang berlangsung di Ventura County, California, dan Studi Kematian Mendadak Mendadak (SUDS) Oregon yang berbasis di Portland, Oregon.

“Kami memulai studi SUDS 22 tahun yang lalu dan studi PRESTO delapan tahun yang lalu. Kelompok-kelompok ini telah memberikan pembelajaran yang sangat berharga. sistem rumah sakit yang memberikan perawatan dalam komunitas ini,” kata Dr Chugh.

Tim peneliti mengamati frekuensi gejala spesifik dan kombinasinya sebelum henti jantung mendadak, membandingkan temuan mereka dengan kelompok kontrol yang juga menerima perhatian medis darurat.

Dr Chugh menuturkan penelitian ini dapat membuka pintu untuk penelitian yang lebih lanjut. Rencananya ia akan melengkapi gejala-gejala peringatan khusus sesuai jenis kelamin dengan fitur lain seperti profil klinis dan pengukuran biometrik. Ini penting untuk meningkatkan akurasi prediksi henti jantung mendadak.

Simak Video “Kenali Penyebab Henti Jantung yang Diduga Pemicu Tewaskan 153 Orang di Itaewon
[Gambas:Video 20detik]
(avk/suc)

Membagikan
Exit mobile version