Minggu, September 29

Jakarta

Dada ayam, daging sapi, hingga telur merupakan sumber protein hewani favorit banyak orang. Namun hindari mengonsumsinya terlalu banyak karena bisa berisiko memperpendek umur. Begini kata pakar.

Mencukupi asupan protein harian adalah hal yang sangat dianjurkan. Sebab protein berperan penting untuk kesehatan, terutama dalam memelihara atau memperbaiki jaringan tubuh yang rusak.

Sumber protein hewani, seperti dada ayam, daging sapi, seafood, hingga telur pun bisa diandalkan. Ketersediaannya banyak, pilihannya beragam, dan rasanya enak sehingga bisa dimasukkan dalam pola makan harian.


Mengutip HuffPost (23/9/2024), Dr. Suzanne J. Ferree menambahkan asupan protein ternyata dibutuhkan seiring pertambahan usia.

“Teori umum menyebut bahwa kita perlu mengurangi makanan tinggi protein seiring bertambahnya usia, tetapi penelitian sebenarnya hanya mendukung hal ini pada orang yang lebih muda, tidak pada kita yang berusia di atas 50 tahun,” kata Ferree.

Ia mengatakan orang yang lebih tua membutuhkan lebih banyak protein daripada orang dewasa yang lebih muda karena tubuh secara alami kehilangan otot seiring bertambahnya usia.

Jadi, protein memang sangat penting. Jumlah yang dibutuhkan seseorang setiap hari bervariasi, tergantung kondisi kesehatan dan kebutuhan masing-masing orang.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) merekomendasikan konsumsi protein 50 gram sehari sebagai bagian dari diet 2.000 kalori. Namun, faktanya banyak orang terlalu banyak konsumsi protein dan mendapatkannya dari sumber yang tidak sehat.

Konsumsi protein hewani berlebih memperpendek umur

Foto: Getty Images/iStockphoto/YelenaYemchuk

Secara umum, sumber protein terbagi dua yaitu nabati dan hewani. Penelitian menemukan asupan protein nabati lebih sehat dibanding protein hewani.

“Banyak orang menganggap konsumsi protein, khususnya protein hewani, penting untuk umur panjang dan pemeliharaan otot. Banyak orang pun berasumsi bahwa semakin banyak protein yang mereka konsumsi, makan semakin sehat mereka. Hal ini akhirnya mengarahkan pada konsumsi protein hewani berlebih seperti daging, susu, dan telur,” kata Dr. Monisha Bhanote, seorang dokter dan pakar umur panjang.

Namun, faktanya konsumsi protein hewani berlebihan dapat mempercepat penuaan dan merusak kesehatan sel. Ini karena dua senyawa yaitu glikasi lanjutan (AGEs) dan trimetilamina N-oksida (TMAO).

“AGE adalah senyawa berbahaya yang terbentuk saat protein atau lemak bercampur dengan gula dalam aliran darah,” kata Bhanote. Ia menjelaskan konsumsi makanan hewani, terutama jika dipanggang, digoreng, atau dikukus, mengandung AGE dalam jumlah tinggi.

Penelitian menunjukkan bahwa senyawa ini dapat terakumulasi dalam jaringan tubuh dan, seiring waktu, dapat menyebabkan stres oksidatif dan peradangan, yang merupakan pendorong utama penuaan sel.

“AGE merusak protein, DNA, dan struktur sel vital lainnya, mempercepat proses penuaan, dan berkontribusi terhadap penyakit kronis seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, dan Alzheimer,” kata Bhanote.

TMAO juga berbahaya

Selain AGE, senyawa TMAO dalam protein hewani juga perlu diwaspadai. Bhanote menjelaskan bahwa kadar TMAO yang tinggi telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, termasuk aterosklerosis, serangan jantung, dan stroke.

“TMAO meningkatkan akumulasi kolesterol di arteri dan mengganggu kemampuan tubuh untuk membuangnya. Kondisi ini menyebabkan peradangan dan kerusakan lebih lanjut pada sistem kardiovaskular. Hal ini tidak hanya membahayakan kesehatan jantung tetapi juga memengaruhi fungsi seluler dan umur panjang secara keseluruhan,” kata Bhanote.

Baca halaman selanjutnya untuk tahu cara konsumsi protein yang sehat.

Membagikan
Exit mobile version