Rabu, November 6

Jakarta

Bot dan spam kini sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan berinternet. Tapi siapa sangka kehadiran bot bahkan hampir menggusur traffic internet organik dari pengguna manusia.

Menurut ‘2024 Bad Bot Report’ yang dirilis oleh pakar keamanan siber Imperva, bot sudah menguasai 49,6% dari seluruh traffic internet. Parahnya, 32% dari seluruh traffic internet kini dibanjiri oleh bot nakal.

“Bot adalah salah satu ancaman paling mengakar dan terus berkembang yang dihadapi setiap industri,” kata General Manager Application Security Minerva, Nanhi Singh, seperti dikutip dari PC Gamer, Selasa (23/4/2024).


“Dari web scraping sederhana hingga yang berbahasa seperti pengambilalihan akun, spam, dan denial of service, bot berdampak negatif pada keuntungan organisasi,” sambungnya.

Imperva menemukan traffic bot nakal traffic bot nakal sangat bervariasi tergantung negaranya. Misalnya, Irlandia berada di posisi pertama dengan 72% traffic-nya dikuasai oleh bot, diikuti dengan Jerman (67,5%) dan Meksiko (42,8%).

Bot tidak hanya ditemukan di media sosial tapi juga di video game. Menurut temuan Imperva, aktivitas bot di dunia gaming termasuk yang terbesar di antara semua sektor dengan 57,2% dari total traffic.

Sektor lainnya yang banyak diisi bot antara lain ritel (24,4% dari total traffic), perjalanan wisata (20,7%), dan layanan keuangan (15,7%).

Lebih lanjut, Imperva mengatakan bot nakal yang semakin canggih dan bisa meniru perilaku manusia serta menghindari deteksi banyak ditemukan di website hukum dan pemerintahan, hiburan, dan layanan keuangan.

Laporan ini semakin menguatkan teori ‘Dead Internet’ atau Internet Mati. Teori ini berargumen bahwa konten organik buatan manusia telah digantikan dengan konten buatan kecerdasan buatan (AI) yang kini membanjiri internet dan akun yang berinteraksi dengan konten tersebut juga berupa bot.

“Dengan semakin banyaknya alat yang mendukung AI, kehadiran bot akan semakin meluas. Organisasi harus berinvestasi dalam manajemen bot dan alat keamanan API untuk mengelola ancaman dari traffic otomatis yang berbahaya,” ujar Singh.

Simak Video “Alasan Kominfo Ingin Terapkan Aturan Internet 100 Mbps di Indonesia
[Gambas:Video 20detik]

(vmp/fay)

Membagikan
Exit mobile version