
Denpasar –
Wisatawan asing yang ke Bali diminta mewaspadai anjing liar di Bali. Peringatan itu muncul setelah seorang pria lokal berusia 35 tahun meninggal dunia akibat gigitan anjing liar.
Dikutip dari South Morning China, Senin (10/3/2025), pria itu meninggal pekan lalu. Dia menunjukkan gejala seperti gelisah dan demam tinggi.
Dia digigit anjing liar enam bulan sebelumnya di Distrik Sukasada, Kabupaten Buleleng, sekitar dua jam dari Denpasar. Alih-alih mencari perawatan medis setelah digigit anjing, pria itu hanya mencuci lukanya.
“Kami telah melakukan perawatan, tetapi gejala yang ditunjukkan oleh pasien memang sangat khas rabies,” kata Putu Nugraha, direktur Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng, tempat korban dinyatakan meninggal, seperti dikutip dari detikBali.
Nugraha menunjukkan bahwa vaksinasi setelah gigitan terhadap penyakit tersebut tidak diberikan karena pria tersebut tidak melaporkan gigitan yang dialaminya. Menurut pedoman dari pemerintah provinsi Bali, seseorang harus segera mengunjungi rumah sakit untuk menerima vaksin anti rabies jika digigit hewan yang diduga membawa virus tersebut.
Kepala Divisi Peternakan dan Kesehatan Hewan di Dinas Pertanian Kota Denpasar, Ni Made Suparmi, melaporkan bahwa hingga 19 Februari 2025, pihak berwenang telah memvaksinasi 2.266 anjing, yang mencakup hanya 2,75% dari populasi.
Rabies biasanya memiliki masa inkubasi 2-3 bulan, tetapi gejalanya dapat muncul dalam waktu satu tahun, tergantung pada faktor-faktor seperti jumlah virus dan titik masuk ke dalam tubuh.
Pada tahun 2025, pemerintah daerah Bali menargetkan untuk memvaksinasi 91% dari sekitar 74.000 anjing di Denpasar untuk membendung penyebaran rabies.
Bali, yang terkenal dengan pemandangannya yang menakjubkan, pantai-pantainya yang masih alami, dan warisan budaya yang kaya, menyambut 6,3 juta turis asing tahun lalu, melampaui tingkat sebelum pandemi.
Pada tahun ini, Pulau Dewata menargetkan 6,5 juta kedatangan turis asing.
(fem/fem)