Senin, November 25


Jakarta

Tawuran kembali terjadi di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur (Jaktim). PDI Perjuangan meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tak seperti pemadam kebakaran.

“Jangan pendekatan kayak pemadam, datang setelah ada kejadian, akar masalahnya tidak didekati,” ucap Sekretaris Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Rio Sambodo, Jumat (22/11/2024).

Rio meminta Pemprov DKI memetakan masalah sosial penyebab tawuran itu terjadi. Sehingga, bisa dibuat kebijakan agar kejadian itu tak terulang.


“Kejadian yang berulang tentu menimbulkan tanda tanya besar. Pendekatan bagaimana yang sudah ditempuh selama ini?” ujar Rio.

Menurutnya, harus ada pendekatan secara berkelanjutan dan multi-aspek. Akar masalah pun perlu diketahui untuk mengurangi potensi tawuran.

“Apakah ada faktor penunjang yang dapat meminimalkan potensi tawuran. Apa yang harus disiapkan? Seperti aktivitas interaksi sosial, ruang interaksi, dan lain-lain,” ujarnya.

Diketahui tawuran sudah empat kali terjadi dalam bulan ini melibatkan warga Kebon Singkong, Klender, Duren Sawit, dengan warga Cipinang Jagal, Pulogadung. Terbaru, tawuran pecah lagi pada Kamis (21/11) malam.

Tawuran di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur pecah pada Kamis (21/11) malam. Kini, satu orang tewas dalam tawuran tersebut.

“Korban TH, laki-laki, meninggal dunia,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Jumat (22/11/2024).

Ade Ary mengatakan peristiwa terjadi pada Kamis (21/11) pukul 23.00 WIB. Pihak kepolisian bergegas setelah mendapatkan informasi aksi tawuran pecah di lokasi. Saat itu didapati korban sudah meninggal dunia setelah dilempari batu.

“Setelah dilakukan pengecekan bahwa benar ada salah satu korban yang terkena batu dan korban dilempari batu sehingga korban meninggal dunia,” ujarnya.

Korban dilarikan ke RS Polri untuk diproses lebih lanjut. Selain korban meninggal, dua orang di antaranya juga mengalami luka-luka akibat aksi tawuran yang ada.

(aik/aud)

Membagikan
Exit mobile version