Minggu, Desember 15


Jakarta

Banjir luapan air laut (rob) menghantui warga Jakarta Utara (Jakut) setiap tahunnya. Aktivitas sehari-hari warga sampai terhambat akibat banjir rob.

Hingga Sabtu (14/12/2024) banjir rob masih terjadi di 6 RT di Jakut. Banjir rob terjadi akibat adanya fenomena pasang maksimum air laut bersamaan dengan fase bulan baru.

Warga yang terdampak banjir rob mengeluh lantaran tak bisa bekerja hingga tak ada pemasukan. Semenjak banjir rob, Wartaka tak bisa beraktivitas seperti biasanya.


“Hari ini makin naik banjirnya. Kita bukan lagi nggak bisa kerja, udah nggak ada pemasukan sama sekali sejak kemarin,” kata Wartaka warga yang bekerja mengelola limbah dan menjual ikan asin kepada detikcom di lokasi, Sabtu (14/12).

Banjir rob di Muara Angke, Jakarta Utara Foto: Taufiq Syarifudin/detikcom

Wartaka menyebut banjir rob memang sudah langganan mampir di wilayah tempatnya tinggal. Dia hanya berharap banjir segera surut agar segera bisa beraktivitas kembali.

“Tahun ini sudah dua kali, ini yang ketiga, musiman. Kita harapannya ya segera surut. Kalau sekarang, karena nggak ada pemasukan, setidaknya ada yang bantu sembako atau buat kita makan saja di sini,” ucapnya.

Warga lain bernama Sri (24), penjual kopi di Jalan Dermaga Ujung, Muara Angke, juga mengeluhkan hal yang sama. Dagangannya sepi pembeli dan warungnya digenangi air.

“Iya (karena banjir) jadi sepi yang beli. Kemarin sempat surut, eh naik lagi,” ujar Sri.

Sri mengatakan banjir rob biasanya terjadi karena luapan air dari laut. Menurutnya, tanggul yang ada masih bisa dilewati air.

“Penginnya dibangun tanggul agar tinggi supaya nggak banjir. Kalau sampah mah nggak terlalu ngaruh,” katanya.

Sementara, Neni (38) pemilik warteg yang kini warungnya sepi karena banjir rob. Neni bahkan sampai mengurangi lauk dan sayur yang disediakan saking sepinya pembeli akibat banjir rob.

“Susah untuk beraktivitas, masak juga susah. Pembeli juga kurang, nggak kayak biasanya, turunnya banyak banget,” ucap Neni.

Dia juga berharap banjir rob segera surut. Tak hanya itu, Neni ingin banjir itu bisa diantisipasi ke depannya.

“Kita mah penginnya banjir ini surutlah. Terus ke depannya bisa diantisipasi, gimana caranya, kan sering banget banjir di sini,” imbuhnya.

(dek/rfs)

Membagikan
Exit mobile version