Rabu, November 6


Jakarta

Beli bebek panggang tanpa nasi, pesanan wanita ini ditolak oleh pihak kedai makan karena dianggap tidak sesuai dengan kebijakan. Begini ceritanya!

Banyak kedai makan yang menawarkan paket nasi dan lauk dengan harga terjangkau. Itu bisa menjadi pilihan hemat terbaik. Namun, terkadang ada orang yang hanya ingin membeli lauk tanpa nasi.

Namun, kedai makan ini tidak menerima pesanan tersebut. Seperti yang dialami oleh Li, wanita berusia 42 tahun di Singapura. Ia dibuat kesal dengan pelayanan di sebuah kedai makan.


Dikutip dari Must Share (02/11/24) saat itu, Li mengunjungi sebuah kedai makan di dekat stasiun MRT Toa Payoh pada Selasa (29/10/24). Ia berniat memesan bebek panggang tanpa nasi.

Wanita Ini Beli Bebek Panggang tapi Pesanannya Ditolak Pelayan Foto: mus

Namun, pesanannya tersebut ditolak oleh pelayan di kedai makan tersebut. Pelayan menjelaskan bahwa mereka tidak menawarkan pilihan tersebut. Jadi, pembeli harus memesan dengan nasi.

Seporsi nasi bebek tersebut dibanderol sekitar Rp 82.000. Li mengatakan bahwa ia ingin menghindari pemborosan makanan dan bersedia membayar dengan harga penuh. Ia hanya tidak ingin makanan terbuang.

Sementara itu, pelayan bersikeras dengan mengatakan bahwa bos mereka telah menginstruksikan untuk tidak menjual pilihan makanan tanpa nasi. Saat itu, Li masih bisa menerima alasan itu.

Namun, Li kembali ke kedai makan itu untuk memesan menu yang sama, berharap kali ini pihak kedai menuruti permintaannya. Sayangnya, kedai makan tetap berpegangan pada instruksi semula.

Wanita Ini Beli Bebek Panggang tapi Pesanannya Ditolak Pelayan Foto: mus

Pemilik kedai makan, Lily Ann pun turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini. Ia menjelaskan bahwa pendiriannya ingin menjual satu porsi bebek panggang lengkap dengan nasi.

“Sebungkus nasi bebek hanya berisi 4-5 potongan daging bebek. Menjual daging saja tanpa nasi tidak akan menarik,” ujarnya.

Sedangkan bagi pelanggan yang hanya menginginkan daging. Lily Ann menyarankan untuk membeli seperempat atau setengah bebek dengan harga masing-masing Rp 263.000 dan Rp 335.000.

“Kamu gak akan menemukan satu porsi bebek seharga Rp 82.000 di pasar, dan seperempat bebek sama dengan dua porsi. Dan itu masuk akal,” ujarnya lebih lanjut.

Tak terima dengan alasan itu, pembeli itu lantas komplain soal pelayanan buruk yang dialami. Ia merasa harus menunggu 10 menit untuk pesanannya, padahal restoran sedan tidak sibuk pada saat itu.

“Ini bukan soal uang, ini tentang nilai layanan. Sikapnya membuatku tidak nyaman,” tuturnya.

Menanggapi keluhan tersebut, Lily Ann menyatakan keterkejutannya, dan mengatakan bahwa ini adalah keluhan pertama yang diterima selama lebih dari 20 tahun beroperasi.

(raf/odi)

Membagikan
Exit mobile version