Senin, Desember 23


Jakarta

Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Wamendukbangga)/Wakil Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka mengecek langsung keluarga risiko stunting (KRS) di Desa Sanggar Buana, Lampung Tengah. Kunjungan ini dalam rangka memastikan program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) berjalan baik dan tepat sasaran.

Dalam kunjungan Jumat (20/12) kemarin, Isyana menekankan periode krusial pencegahan stunting ada pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

“1000 Hari Pertama Kehidupan merupakan periode yang sangat penting dalam kehidupan anak, mulai dari dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun (baduta). Itu sebabnya pencegahan stunting sangat krusial dilakukan di 1000 HPK,” ungkap Isyana dalam keterangan tertulis, Sabtu (21/12/2024).


Di Lampung Tengah, dia turun langsung ke Desa Sanggar Buana untuk menemui tiga KRS. Pertama, bertemu balita di bawah usia 2 tahun (baduta) yang memiliki berat dan tinggi badan di bawah standar usianya. Lalu dilanjutkan ke KRS ke 2 untuk menemui ibu hamil usia 26 minggu serta ibu hamil usia 22 minggu dengan lila dan hb di bawah standar.

“Kita tidak ingin sebuah program itu hanya menjadi program seremonial belaka. Kita ingin agar evaluasi dan pemantauan terus dilakukan, kira-kira apa kendalanya di lapangan. Apakah ada hal-hal yang masih belum sesuai dengan apa yang diinginkan,” ujarnya.

“Itu yang ingin kami coba lihat,” sambung Isyana.

Menurutnya, upaya pencegahan stunting penting dilakukan guna mewujudkan Asta Cita ke-4 Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yakni pembangunan sumber daya manusia untuk mencapai Generasi Emas 2045.

Melalui program Genting, semua pihak yang ingin menjadi orang tua asuh dapat mengetahui sasaran Keluarga Risiko Stunting secara tepat. Adapun data yang digunakan adalah Pendataan Keluarga berbasis ‘by name by address’ yang dimutakhirkan setiap tahun oleh Kemendukbangga/BKKBN.

(akn/ega)

Membagikan
Exit mobile version