Kamis, Januari 9


Denpasar

Tukang ojek yang diduga memperkosa turis China, JT, saat malam tahun baru di Bali terekam kamera pemantau atau CCTV. Hanya saja, pelat nomor kendaraan yang digunakan oleh pelaku tak terlihat jelas.

“Korban atau klien kami terlihat melintas mengenakan dress hitam putih-krem menggunakan topi dari Pantai Nyang-Nyang mengendarai sepeda motor. Yang membonceng mengenakan helm serta jaket ojek online yang dicurigai sebagai pelaku,” ujar pengacara JT, Joseph Nahak, kepada detikBali, Rabu (8/1/2025).

Joseph sudah mengonfirmasi kantor ojek online yang dicurigai sebagai mitra pelaku. Menurut dia, Polda Bali juga berkoordinasi dengan Bareskrim untuk mengusut kasus pemerkosaan yang dialami kliennya itu.


“Ciri-ciri pelaku belum terkonfirmasi, nanti kami tinggal tunggu dari pihak Bareskrim dan segera disampaikan,” imbuh Joseph.

Sementara itu, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Bali, Kombes Jansen Avitus Panjaitan, menegaskan penyidik masih terus mendalami kasus pemerkosaan terhadap turis China itu. Ia berjanji akan menyampaikan perkembangan kasus tersebut.

“Teman-teman di lapangan masih mendalaminya. Bila ada titik terang, nanti segera diinfokan,” ujar Jansen singkat.

Kasus pemerkosaan itu bermula ketika JT bersama enam temannya menonton pesta kembang api dan merayakan tahun baru 2025 di Pantai Nyang-Nyang, Pecatu, Kuta Selatan, Badung. Sekitar pukul 01.20 Wita, empat temannya kembali ke penginapan. Sedangkan, JT dan dua teman lain masih menunggu tumpangan untuk pulang ke vila.

Singkat cerita, JT melihat seorang pengemudi ojek menggunakan jaket dan helm hijau tengah menurunkan dua penumpang warga negara asing (WNA). Pengemudi itu kemudian berputar balik menghampiri JT, melambaikan tangan, dan menawarkan JT untuk naik ke motornya.

JT pun menyanggupinya. Namun, pengemudi ojek itu sengaja membawa turis China itu ke lokasi yang sulit sinyal. Ia lantas memperkosa perempuan berusia 33 tahun itu.

Selain menjatuhkan ponsel, pengemudi ojek juga mengancam JT. Ia memaksa berhubungan seks dengan JT dan meminta perempuan asal China itu tidak berteriak.

“Kemudian pelaku menunjukkan kepada pelapor tulisan di HP-nya, yakni ‘i want to have a sex with you, don’t scream (aku ingin melakukan hubungan seks dengan kamu, jangan teriak),” tutur Jansen, Selasa (7/1/2025).

Menurut Jansen, pengemudi ojek itu memerkosa JT dengan kekerasan fisik. Pelaku bahkan mencekik leher JT sambil menyeretnya ke semak-semak.

“Akibat kejadian tersebut, korban mengalami beberapa luka lecet di sekitar leher dan suara serak akibat dicekik oleh pelaku, luka lecet di kedua tangan, punggung, dan kedua kaki pelapor, serta sakit di bagian vagina korban,” ujar Jansen.

Artikelnya telah tayang di detikbali

(sym/sym)

Membagikan
Exit mobile version