Sabtu, September 21


Johannesburg

Merebaknya kasus virus Monkeypox (Mpox) atau cacar monyet yang kian meningkat membuat wisatawan takut. Namun Aliansi Pariwisata Afsel menjamin negaranya aman.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (Africa CDC) menyatakan Benua Afrika sedang dalam darurat kesehatan akibat outbreak virus Mpox pada 13 Agustus lalu.

Keesokan harinya, pada 14 Agustus, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendeklarasikan virus tersebut mengkhawatirkan penyebarannya di Benua Afrika.


Dilansir dari IOL, Kamis (22/8/2024) deklarasi darurat kesehatan tersebut dipicu dari adanya strain terbaru (klade ib) di negara Kongo dan berpotensi menyebar ke negara-negara tetangganya.

Kendati demikian, Aliansi Pariwisata Dewan Bisnis di Afrika Selatan meyakinkan wisatawan untuk tak perlu khawatir jika berkunjung Afrika Selatan.

Aliansi tersebut yakin karena negara-negara di sekitarnya telah menerapkan tindakan pencegahan yang ketat terkait virus Mpox. Mereka juga mengapresiasi tindakan cepat yang dilakukan oleh otoritas kesehatan dunia juga regional dalam menanggapi kasus ini.

Ketua Aliansi Pariwisata Dewan Bisnis SADC, Tshifhiwa Tshivengwa mengatakan risiko terpaparnya wisatawan di Afrika Selatan sangat kecil dan dirinya begitu yakin dengan kebijakan negara-negara tetangganya memberlakukan proteksi yang ketat untuk mencegah penyebaran.

“Penting untuk dipahami bahwa risiko bagi wisatawan di Afrika Selatan tetap rendah. Wilayah-wilayah anggota kami telah menerapkan langkah-langkah yang kuat untuk mengelola dan mengurangi potensi penyebaran virus,” ujarnya.

Tshivngwa menyebut sektor pariwisata sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi dan upaya konservasi di Afrika Selatan. Oleh karena itu, pihaknya akan terus mendorong wisatawan agar tetap mengunjungi Afrika Selatan sambil tetap mengikuti perkembangan kasus Mpox.

“Kami ingin meyakinkan mitra global dan calon pengunjung bahwa Afrika Selatan akan terus menawarkan pengalaman yang aman dan tak terlupakan. Wilayah-wilayah anggota kami telah mengambil langkah proaktif untuk mengelola masalah kesehatan dan memastikan bahwa aktivitas pariwisata tetap berisiko rendah dan menyenangkan,” imbuhnya.

Di sisi lain, aliansi pariwisata juga menerangkan wilayah-wilayah di Afrika Selatan sudah menangani virus Mpox dengan sigap. Afrika Selatan pun telah menerapkan peningkatan pengawasan serta protokol pelacakan menyusul 24 kasus yang terjadi.

Contohnya Botswana yang telah mengintensifkan pemeriksaan Mpox di beberapa pelabuhan tertentu, termasuk Kazungula, Bandara Maun, dan Bandara Gaborone. Hal ini menunjukan langkah proaktif untuk mencegah penyebaran virus.

Sementara itu, negara tetangga Afrika Selatan seperti Angola, Mozambik, Namibia, Zimbabwe, Zambia, dan Malawi melaporkan tidak adanya kasus terjadi. Namun telah ikut meningkatkan tindakan pengawasan dan kesiapsiagaan.

Aliansi Wisata Afsel juga menekankan risiko penyebaran virus di Afrika Selatan sangat minim daripada negara-negara dengan dengan tempat wisata yang lain. Di destinasi wisata Afrika Selatan pada umumnya tidak menempatkan wisatawan pada risiko tinggi tertular Mpox.

“Hingga 24 Agustus tidak ada pembatasan perjalanan yang meluas terkait Mpox untuk wilayah Afrika Selatan. Hanya Kanada yang telah mengeluarkan peringatan level dua yang merekomendasikan tindakan pencegahan yang drastis,” tulis pernyataan aliansi itu.

“Kegiatan safari dan melihat satwa liar sangatlah aman, tidak ada peningkatan risiko penularan Mpox karena berada di hutan atau di sekitar satwa liar,” tutup pernyataan itu.

(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version