Jakarta –
Viral di media sosial, acara konser Djakarta Warehouse Project (DWP) dinodai oleh dugaan pemerasan yang dilakukan oknum polisi kepada turis-turis Malaysia.
Isu tersebut mengemuka ketika curhatan para turis Malaysia ini viral di aplikasi Tiktok. Mereka mengaku kapok untuk nonton konser musik ‘ajep-ajep’ DWP, karena diperas oleh oknum polisi Indonesia.
“Kapok lah ga akan main ke indo lagi,” tulis salah satu netizen Malaysia di akun Tiktoknya.
“Kami tidak merasa aman sama sekali datang ke acara ini. Pengalaman yang paling buruk,” komentar WN Malaysia lainnya.
Dalam narasi postingan tersebut, para turis Malaysia mengklaim diminta menunjukkan paspornya. Mereka mengaku dipaksa menjalani tes urine saat sedang berjoget.
Tak sampai di sana, mereka juga mengaku diminta sejumlah uang oleh oknum polisi yang berjaga. Korbannya juga bukan satu dua orang saja, tetapi mencapai puluhan orang.
Polisi Bergerak Cepat, Tangkap 18 Polisi yang Terlibat
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan pihaknya tengah melakukan penyelidikan. Bidpropam Polda Metro juga diturunkan untuk menyelidiki dugaan pemerasan itu.
“Menindaklanjuti informasi tersebut, Polda Metro Jaya saat ini sedang melakukan pendalaman oleh Bidpropam,” kata Ade Ary kepada wartawan, Jumat (20/12) akhir pekan lalu.
Berdasarkan penyelidikan polisi, sebanyak 45 warga negara (WN) Malaysia tercatat menjadi korban dari aksi pemerasan oleh polisi di acara DWP dengan barang bukti uang tunai sebesar Rp 2,5 Miliar.
“Jadi dari hasil penyelidikan yang sudah kami lakukan perlu kami luruskan bahwa korban warga negara Malaysia dari penyelidikan dan identifikasi kami secara saintifik kami temukan sebanyak 45 orang,” ucap Kadiv Propam Polri, Irjen Abdul Karim Selasa (24/12).
Berdasarkan hasil penyelidikan juga, ada 18 anggota polisi yang terlibat dalam kasus tersebut. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko mengonfirmasi kebenaran pernyataan itu.
“Jumlah terduga oknum personel yang diamankan sebanyak 18 personel yang terdiri atas personel Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, dan Polsek Metro Kemayoran. Adapun personel yang diamankan oleh Propam Polri untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” tulis Brigjen Trunoyudo, lewat siaran persnya.
Tindakan pemerasan yang dilakukan oknum polisi kepada turis Malaysia di acara DWP itu tentu saja tidak bisa ditolerir dan akan ditindak sesuai hukum yang berlaku.
“Polri tidak akan menolerir terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh anggota Polri, sebagai bentuk komitmen Polri dalam menegakkan hukum dalam rangka meningkatkan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan terhadap masyarakat,” tulis Trunoyudo.
Oknum Polisi yang Terlibat Bakal Disidang Etik
Institusi Polri memastikan kasus tersebut akan diusut hingga tuntas. Polri akan menggelar sidang etik kepada 18 oknum polisi pekan depan.
“Dan yang terakhir, kami sepakat di Divpropam akan menyidangkan kasus ini yang kita rencanakan minggu depan sudah dilaksanakan sidang kode etik yang akan kita laksanakan minggu depan,” ungkap Kadiv Propam Polri Irjen Abdul Karim di Jakarta, Selasa (24/12).
(wsw/wsw)