Senin, Maret 10


Bandung

Viral patung penyu di Alun-alun Gadobangkong Sukabumi ternyata terbuat dari kardus. Pemprov Jawa Barat pun buka suara soal kabar tersebut.

Patung penyu raksasa di Alun-Alun Gadobangkong, Kabupaten Sukabumi itu viral karena kondisinya yang rusak parah dan terbuat dari bahan kardus. Padahal anggaran untuk membangun patung tersebut miliaran rupiah.

Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Jabar Indra Maha pun meluruskan narasi yang menyebut biaya pembangunan replika penyu tersebut mencapai miliaran rupiah. Indra menyebut, anggaran miliaran itu digunakan untuk bangunan alun-alun.


Menurut Indra, anggaran pembangunan kompleks Alun-alun Gadobangkong yang berada di pesisir pantai itu mencapai Rp 15,6 miliar. Di dalam kompleks alun-alun itu, kata dia, tidak hanya dibuat replika penyu namun juga ada komponen lain hingga sarana dan prasarana.

“Anggaran Rp 15,6 miliar juga dipakai untuk pekerjaan site development berupa plaza, jalan, area parkir, pedestrian, taman, saluran, signage alun-alun, dengan total luasan penataan mencapai 9.812 meter persegi,” kata Indra dalam keterangannya, Kamis (6/3/2025).

Indra juga membantah jika patung penyu di Alun-alun Gadobangkong dibuat dengan kardus. Dia mengungkapkan, patung penyu itu terbuat dari bahan resin yang tidak murah, adapun bahan kardus dipakai untuk mencetak bentuk penyu dan bambu sebagai penahan.

“Jadi bukan terbuat dari kardus, tetapi kardus digunakan sebagai bahan pembentuknya saja,” ujarnya.

Menurutnya, replika penyu raksasa dari tersebut rusak akibat ulah oknum pengunjung yang naik dan duduk-duduk di atas bagian tempurung penyu. Padahal menurutnya, telah dibangun selfie deck untuk digunakan pengunjung di sana.

“Pada praktiknya penyu bukan hanya jadi objek foto saja tapi ada pengunjung berfoto sambil menduduki replika penyu tersebut sehingga rusak,” tegasnya.

Indra menjelaskan, Alun-alun Gadobangkong sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor sejak lama dengan penataannya telah melewati semua tahapan seperti perencanaan, pengadaan, konstruksi fisik, serah terima pertama, pemeliharaan, hingga serah terima akhir.

“Pada Maret 2024 terjadi gelombang pasang yang menyebabkan area taman terendam banjir rob selama lima hari sehingga rusak. Karena pada waktu bencana terjadi masih dalam masa pemeliharaan, kontraktor memperbaiki alun-alun,” terang dia.

“Sampai akhirnya diserahterimakan dari Provinsi ke Pemda Kabupaten Sukabumi pada 12 September 2024,” imbuhnya.

Setelah viral, Indra memastikan pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemda Kabupaten Sukabumi dan pihak kontraktor untuk memperbaiki kerusakan pada alun-alun dan replika penyu raksasa.

“Kontraktor sedang memperbaiki kerusakan pada replika penyu raksasa, sebagai bentuk rasa memiliki fasilitas tersebut. Mereka merasa bagian dari masyarakat Kabupaten Sukabumi,” tandasnya.

———

Artikel ini telah naik di detikJabar.

(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version