Jumat, September 13


Jakarta

Maverick Vinales tak bisa berbicara banyak di MotoGP Austria. Vinales finis di urutan ketujuh dengan selisih lebih dari 24 detik dengan juara MotoGP Austria 2024, Francesco Bagnaia.

Di sesi sprint race juga Vinales hanya finis ke-11 dengan selisih 16 detik. Rider RS-GP itu pun kehilangan 0,8 detik dari Pecco Bagnaia di babak kualifikasi.

Vinales mengatakan, motor Aprilia RS-GP tunggangannya memiliki panas yang ekstrem. Hal itu dialami juga di Austria.


“Yang juga kami ketahui adalah bahwa kami mengalami suhu ekstrem pada motor di Austria. Karena rem itu sendiri dan tekanan kontak, bagian depan sangat kritis secara termal,” kata Vinales dikutip Speedweek.

Dia menyarankan warna motor Aprilia RS-GP diubah. Sebab, warna hitam dinilai lebih panas.

“Salah satu pendekatan adalah mengecat motor dari hitam menjadi putih. Seperti sekarang, kami juga merupakan magnet panas yang mutlak,” ungkapnya

Vinales menilai, menyalip dengan menggunakan motor Aprilia tidak mudah. Tapi, lebih mudah kalau di depannya adalah motor Aprilia juga.

“Jika saya harus mengejar Aprilia lain, itu lebih mudah ditebak. Menyalip Ducati atau KTM lebih sulit dan hampir mustahil di lintasan seperti Red Bull Ring – mereka jauh lebih kuat di lintasan lurus,” kata Vinales.

Di Spielberg, motor Vinales dan Espargaro berada di lini tengah, sekitar 4 km/jam di belakang. Lintasan di Austria dipimpin oleh motor-motor Ducati Desmosedici.

“Karakteristik motor kami tidak cocok dengan lintasan. Karena desainnya, kami tidak dapat membangun dinamika yang sama saat mengerem seperti motor lain,” ujarnya.

Sementara itu, Vinales akan membalap untuk tim satelit KTM. Pindah ke KTM memang ibarat perjudian bagi karier seorang Top Gun. Betapa tidak, Vinales memiliki karier moncer dengan kerap kali membela tim pabrikan. Vinales pernah membela tim pabrikan Suzuki, Yamaha, dan Aprilia. Sementara di KTM, Vinales hanya akan membela tim satelit KTM Tech3.

(rgr/dry)

Membagikan
Exit mobile version