Rabu, Januari 8


Jakarta

Pemerintah Vietnam akan mengenakan denda besar untuk pengendara yang kedapatan menerobos lampu merah. Kebijakan tersebut mulai berlaku sejak 1 Januari 2025.

Disitat dari Vietnamplus, Selasa (7/1), pengendara motor dan mobil di Vietnam memang dikenal suka menerobos lampu merah. Itulah mengapa, lalu lintas di persimpangan jalan kerap kali berantakan atau tak teratur.

Demi mengurangi kebiasaan tersebut, pemerintah setempat menerbitkan aturan Decree 168/2024/ND-CP untuk menambah besaran denda bagi penerobos lampu merah. Tak tanggung-tanggung, kenaikannya sampai lima kali lipat!


Jalan raya Vietnam. Foto: Getty Images/murat4art

Kini, pengendara mobil yang kedapatan melanggar aturan tersebut akan dikenakan denda maksimum 20 juta VND atau Rp 12,7 jutaan. Sementara pengendara motor berkisar 4-6 juta VND atau Rp 2-3 jutaan. Selain itu, mereka yang menerobos lampu merah juga akan dikurangi empat poin dari SIM mereka.

Melanggar lampu merah merupakan salah satu pelanggaran lalu lintas yang paling umum, terutama di kota-kota besar seperti Hanoi. Perilaku ini tidak hanya mencerminkan kurangnya kepatuhan hukum dan budaya lalu lintas, tetapi juga menimbulkan risiko kecelakaan dan kemacetan yang signifikan.

Hari-hari pertama setelah aturan terkait diterbitkan pemerintah Vietnam, lalu lintas Hanoi diklaim lebih teratur, terutama di jalan protokol. Namun, satu-dua pelanggar masih tetap ada.

“Pelanggaran masih terjadi terutama di kalangan pengemudi taksi daring, pekerja pengiriman barang, dan kendaraan roda tiga. Pendidikan budaya kepatuhan lalu lintas akan ditingkatkan. Pelanggaran berat akan ditangani secara ketat untuk mengurangi kecelakaan,” kata perwakilan Departemen Kepolisian Lalu Lintas setempat.

Polisi Lalu Lintas Hanoi menyatakan, pihaknya akan mengumpulkan bukti video dan menunjukkan langsung ke pelanggar sebelum penjatuhan denda. Sehingga, seluruh prosesnya transparan dan terukur.

(sfn/sfn)

Membagikan
Exit mobile version