Minggu, Oktober 27


Venesia

Kota indah Venesia akan memperpanjang pajak bagi wisatawan harian hingga tahun depan. Jadinya wisatawan harus membayar dan menggandakan biaya hingga 10 euro.

Pemberlakuan tarif itu dikenakan bagi wisatawan yang datang secara mendadak. Melansir AP, Jumat (25/10/2024) Wali Kota Venesia, Luigi Brugnaro, menegaskan pajak tersebut memiliki tujuan untuk membantu kota dan warganya dari overtourism di akhir pekan dan musim libur.

Pemberlakuan pajak akan diterapkan setiap hari Jumat hingga Minggu dan pada hari libur, mulai dari 18 April hingga 27 Juli tahun 2025. Kenaikan pajak itu hampir dua kali lipat dari jumlah hari yang diterapkan tahun ini.


Wisatawan yang tidak melakukan reservasi minimal empat hari sebelumnya akan dikenakan biaya 10 euro, alih-alih 5 euro seperti biasanya. Kenaikan harga akan berlaku selama jam sibuk, dari pukul 8.30 hingga 16.00 waktu setempat.

Pengecualian diberikan kepada penduduk, pengunjung yang lahir di Venesia, pelajar, dan pekerja serta wisatawan yang memiliki reservasi di hotel atau penginapan. Upaya itu sebelumnya sudah diujikan pada Juli lalu, para pejabat menyebut pajak itu telah menghasilkan sekitar 2,4 juta euro yang mencakup sekitar 1.000 wisatawan pada setiap hari pengujian.

Luigi juga menghadapi kritikan bahwa dengan adanya penerapan pajak wisatawan tak membuat Venesia mengalami penurunan wisatawan yang signifikan. Meski pemerintah sudah melakukan upaya-upaya untuk mengendalikan overtourism.

“Venesia adalah kota pertama di dunia yang berupaya mengelola masalah pariwisata yang berlebihan. Kami memperoleh hasil yang penting,” katanya.

Namun beberapa kelompok warga dan anggota dewan oposisi mengklaim pajak wisatawan harian sama sekali tidak bisa mengendalikan situasi overtourism. Salah satu anggota dewan oposisi, Giovanni Andrea Martini, menyatakan dari data yang diterima pihaknya masih banyak wisatawan yang datang dalam periode penerapan pajak wisatawan itu.

“Data yang diberikan menunjukkan bahwa rata-rata selama periode penerapan pajak, Venesia menerima sekitar 7.000 lebih banyak wisatawan yang datang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa pajak wisatawan sama sekali bukan sistem yang mampu mengelola arus wisatawan,” ungkap Giovanni.

Kota Venesia memang sudah lama bergulat dengan gelombang wisatawan yang berlebih dan berdasarkan data tahun 2020, sebanyak 25 juta hingga 30 juta wisatawan harian dan wisatawan yang menginap setiap tahunnya. Sementara populasi penduduk Venesia hanya sekitar 50.000 jiwa.

Pajak wisata harian di Venesia mengalami penundaan penerapan akibat pandemic. Banyak negara anggota UNESCO mengangkat isu ini ketika mereka memutuskan untuk tidak merekomendasikan Venesia dimasukkan ke dalam daftar situs warisan dunia yang terancam punah.

Ketidakpastian mengenai pajak itu berhubungan dengan upaya melindungi Venesia sebagai situs berharga, di mana mereka khawatir tentang dampak pariwisata yang berlebihan terhadap warisan budaya kota tersebut.

Venesia lolos dari pencantuman dalam daftar situs warisan yang terancam punah pada dua tahun sebelumnya, ketika kebijakan pemerintah yang memberlakukan larangan kapal pesiar melalui Kanal Giudecca dan melalui St. Mark.

(upd/wsw)

Membagikan
Exit mobile version