Minggu, Januari 26


Jakarta

Artis Uya Kuya sempat menuai kritik setelah membuat konten di depan salah satu rumah korban kebakaran di Los Angeles. Aksi tersebut memicu perdebatan di media sosial, terutama di kalangan netizen Indonesia yang menilai Uya kurang empati terhadap korban.

Namun, Uya menjelaskan bahwa kejadian tersebut hanya sebuah kesalahpahaman. Suami Astrid Kuya itu mengatakan membuat konten di area publik, tepatnya di sidewalk atau trotoar, yang merupakan ruang publik di Amerika Serikat, dan tidak melanggar garis properti pribadi, tidak ada aturan yang dilanggar.

“Kalau media di Indonesia kan yang goreng sama netizen beda cerita ya. Bahwa sebetulnya di situ ada public space, kita di sidewalk. Bahwa di Amerika itu selama kita ada di public space, di sidewalk, kita tidak ada masalah,” tuturnya di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, kemarin.


Lebih lanjut, Uya menegaskan bahwa di Amerika Serikat, aturan tentang ruang publik sangat jelas.

“Bahkan di depan rumah saya aja, kalau tetangga-tetangga depan bikin pesta, dia berdiri di sidewalk itu, kita tidak boleh ngusir dia. Mobil parkir di depan rumah kita juga tidak boleh. Itu selama itu public space,” katanya.

“Dan pada saat terjadi itu, kita sudah bersama-sama dengan puluhan orang lain yang ada di situ, mengambil gambar di public space. Dan kita sudah di persilakan untuk mengambil gambar. Itu selama tidak masuk ke properti orang, dan tidak melewati garis kuning,” sambungnya.

Namun, situasi berubah ketika seseorang yang mengaku sebagai pemilik rumah datang dan merasa keberatan. Bapak dua anak itu langsung menghentikan pengambilan video dan bahkan menghapus video tersebut.

“Dan pada saat orang yang mengaku punya rumah itu tiba-tiba datang, kan kita langsung stop videonya. Pas kita datangin lagi bilang kita sudah hapus video ini dan kita minta maaf lagi, dia nggak tayangin lagi,” jelas Uya.

Uya juga tak tahu jika pemilik rumah itu merekam dirinya secara diam-diam. Meski begitu, ia menyayangkan bahwa video tersebut tetap diunggah oleh pihak pemilik rumah, yang kemudian menjadi viral. Hal ini memunculkan berbagai opini, baik dari warga lokal Amerika maupun netizen Indonesia.

“Dan pertanyaannya, kita nggak tahu dia ternyata ngerekam dan dia upload. Dan kalau kita lihat sebelum video viralnya dia itu dimasukin oleh netizen Indonesia, justru di situ terjadi pro kontra,” ungkapnya.

Uya juga menyebut setelah viral banyak bule yang membela dirinya. “Banyak orang bule yang justru belain kita bahwa itu public space dan dia tidak berhak untuk seperti itu. Dia berhak untuk berkeberatan. Tapi habis itu setelah kita stop, dia seharusnya sudah nggak upload lagi,” ungkapnya.

Uya mengaku bingung karena awalnya tidak mengetahui siapa pemilik rumah tersebut. Ia hanya mengikuti apa yang dilakukan oleh orang-orang lain di lokasi yang juga merekam di area publik.

“Tapi ya sudah nggak apa-apa, gue nggak ambil pusing soal itu. Dan kalau di video yang viral di sini kan netizennya bilang dia masuk ke properti orang, nggak ada izin, kita gimana izinnya orang? Kita nggak tahu yang punya rumah siapa, dan orang-orang di situ pada ngambil puluhan orang lainnya. Dan setelah kita ditegur, kita stop, kita pindah ke sebelah kan,” ungkapnya.

Uya menduga perlakuan tersebut terjadi karena ia dan keluarganya orang Asia. Ia merasa orang lain yang juga merekam di lokasi tidak mendapat perlakuan serupa.

“Dan habis itu kita lihat di depan dia, orang ngambil video datang mondar-mandir, dia diemin. Mungkin karena kita orang Asia dan bahasa kita dia nggak ngerti, ya kita satu-satu orang yang lebih diininin sama dia. Mungkin dia masih lagi sensi saja,” pungkasnya.

(fbr/mau)

Membagikan
Exit mobile version