Rabu, November 27


Jakarta

Pemilik usaha pariwisata mulai merasakan dampak tragedi tewasnya enam turis asing di Hostel Nana Backpacker di Vang Vieng, Laos. Kawasan itu sepi wisatawan.

Sabtu (23/11) pagi wisatawan sepi. Gerbang Nana Backpackers Hostel ditutup tetapi tidak terkunci. Tidak ada polisi yang berjaga atau pemberitahuan yang menunjukkan bahwa hostel tersebut tutup untuk bisnis.

Hostel itu tempat menginap enam turis asing yang tewas karena keracunan minuman beralkohol saat pesta pada 11 November. Minuman itu diduga tercampur dengan metanol. Metanol dipilih sebagai pengganti etanol karena lebih murah dan dapat digunakan untuk membuat minuman lebih kuat atau meningkatkan kualitas alkohol rendah.


Di seberang Nana Hostel seorang pengemudi tuk-tuk lokal duduk di kendaraannya sambil merokok dan mengobrol dengan putranya yang masih kecil.

“Saya tidak tahu banyak tentang cerita ini. Saya hanya melihatnya di Facebook,” kata pengemudi tuk-tuk yang meminta identitasnya dirahasiakan seperti dikutip dari Al Jazeera, Selasa (26/11/2024).

“Saya sering ke sini untuk mengantar wisatawan. Di hotel ini hanya ada orang asing, biasanya tidak ada orang Asia. Mereka mengadakan pesta setiap Jumat malam yang berlangsung hingga Sabtu pagi,” dia menambahkan.

Sopir tuk-tuk itu mengatakan usahanya mulai terimbas karena wisatawan sepi. Dia berharap kawasan itu aman bagi penduduk lokal dan wisatawan.

“Daerah ini jelas lebih sepi sekarang, dan tidak banyak wisatawan yang membutuhkan transportasi,” kata dia.

Tidak hanya soppir tuk-tuk yang menilai Vang Vieng lebih sepi setelah tragedi enam turis meninggal karena keracunan minuman beralkohol itu. Di antara bisnis lokal, beberapa pemilik usaha juga menyampaikan keluhan serupa.

Ya, bagi industri pariwisata Vang Vieng, penggerak ekonomi penting bagi wilayah tersebut, keracunan tersebut berdampak langsung, kata penduduk setempat.

“Saya melihat ada perubahan dalam bisnis sejak kejadian itu, tentu saja. Karena Nana Hostel punya banyak pelanggan,” kata operator tur itu.

“Sebelumnya banyak yang datang dan membeli paket wisata dengan balon udara atau tubing, tapi sekarang sudah tidak banyak lagi,” dia menambahkan.

Sebagian pemilik usaha pariwisata bahkan mulai merenungkan perlunya keseimbangan yang lebih baik antara pariwisata yang menghasilkan pendapatan dan keselamatan.

“Ini pertama kalinya saya melihat kejadian seperti ini di Vang Vieng,” kata seorang operator agen tur lokal yang meminta identitasnya dirahasiakan.

“Begitu banyak orang yang terkena dampak seperti ini. Biasanya banyak orang mabuk di bar, tetapi tidak pernah terjadi hal seperti ini,” dia menambahkan.

Dengan sorotan internasional terhadap kota tersebut setelah tragedi terbaru, pihak berwenang berada di bawah tekanan untuk bertindak tegas.

“Saya melihat semua situs berita internasional yang menulis tentang hal itu. Hal itu menyebabkan penderitaan bagi kota ini,” kata operator tur tersebut.

Meski begitu, ia tetap optimistis terhadap masa depan Vang Vieng sebagai tujuan wisata.

“Saya masih berpikir sangat aman jika wisatawan datang untuk menikmati alam, bukan untuk minum alkohol atau narkoba. Vang Vieng masih aman, tetapi berhati-hatilah saat Anda pergi ke bar untuk tidak mencoba hal-hal yang tidak pernah Anda coba,” dia menambahkan.

Meskipun media internasional telah meliput cerita tersebut secara luas, banyak penduduk lokal, yang mengandalkan Facebook untuk mendapatkan berita, tidak menyadari apa yang terjadi.

“Saya tidak takut, di sini aman,” kata seorang pedagang buah hanya beberapa meter dari Nana Hostel.

“Ya, orang asing sering datang ke sini untuk minum atau mengonsumsi narkoba. Namun, kebanyakan orang Laos yang datang ke pasar ini. Bukan orang asing,” kata wanita itu.

Statistik pemerintah menunjukkan jumlah kunjungan turis asing ke Vang Vieng naik 35 persen pada 2024 dibandingkan dengan 2023.
Lonjakan ini merupakan bagian dari tren yang lebih besar.

Pariwisata sedang berkembang pesat di Laos, membantu mendorong pertumbuhan ekonomi yang kuat, yang diperkirakan mencapai 4,2 persen pada tahun 2024 dan 4,5 persen pada tahun 2025.

Luang Prabang, kota wisata lain di Laos, menerima sekitar 1,7 juta pengunjung tahun ini, yang mendatangkan sekitar USD 220 juta bagi ekonomi lokal.

(fem/fem)

Membagikan
Exit mobile version