Senin, Januari 27


Jakarta

Kecelakaan Jeju Air menjadi kecelakaan paling mematikan dalam penerbangan Korea Selatan. Berkaca kepada kasus itu, pemerintah Korsel menginstrusikan maskapai berbiaya rendah untuk memangkas jam terbang.

Dilansir dari SCMP, Jumat (23/1/2025) selain itu, pemerintah Korsel juga meminta maskapai dengan biaya rendah untuk merekrut lebih banyak pekerja perawatan karena memperketat langkah-langkah keselamatan setelah kecelakaan Jeju Air.

Kementerian transportasi mendesak para kepala eksekutif dari sembilan maskapai penerbangan berbiaya rendah yang berbasis di Korsel untuk meningkatkan standar keselamatan. Dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan tersebut, kementerian mengatakan tidak ada perusahaan yang dapat bertahan hidup jika hanya berfokus pada diskon harga.


“Pihak berwenang akan memantau secara intensif jam terbang, jumlah tenaga kerja dan prosedur perawatan, dan memperketat sertifikasi untuk pembelian pesawat baru dan pengoperasian rute baru,” katanya.

Kementerian memperingatkan maskapai yang melanggar peraturan keselamatan baru akan dicabut izin operasi penerbangannya. Kementerian juga akan mengungkapkan informasi tersebut kepada publik.

Langkah-langkah terbaru diambil sehari setelah otoritas Korea Selatan mengatakan bahwa mereka juga berencana untuk mengubah desain bandara, setelah muncul pertanyaan apakah desain Bandara Internasional Muan mungkin memperburuk kecelakaan tersebut. Otoritas memutuskan untuk menghancurkan pagar beton yang ditabrak Jeju Air, dan tembok-tembok di bandara lainnya.

Menanggapi kebijakan terbaru ini, Jeju Air akan mengurangi jam terbangnya menjadi rata-rata 12,8 jam per pesawat per hari (dari sebelumnya 14 jam), karena mereka memiliki jam terbang terbanyak di antara enam maskapai berbiaya rendah yang menerbangkan pesawat Boeing 737-800 (model yang sama dengan Jeju Air yang jatuh). Perusahaan tersebut juga akan mempekerjakan 41 pekerja pemeliharaan untuk menambah tenaga kerjanya menjadi 350 pada akhir tahun 2025.

Kementerian akan memeriksa peraturan dan fasilitas keselamatan di semua 11 perusahaan penerbangan domestik, termasuk Korean Air, dan semua 15 bandara lokal bulan ini. Mereka juga akan merilis rencana reformasi komprehensif bagi industri penerbangan pada bulan April.

(sym/fem)

Membagikan
Exit mobile version