Minggu, Oktober 13


Jakarta

Usaha rental mobil punya risiko besar. Baru-baru ini jadi sorotan, seorang bos rental mobil berinisial BH, yang tewas dikeroyok di Desa Sumbersoko, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, pernah melaporkan kehilangan mobilnya di Polres Metro Jakarta Timur. Mobil tersebut hilang setelah disewa pada November 2023.

“Penyewa sudah sering menyewa mobil, terakhir bulan November 2023,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Armunanto Hutahaean saat dihubungi, Selasa (11/6/2024).

AKBP Armunanto menyebutkan pihak penyewa menyewa mobil itu untuk kurun satu bulan. Namun, setelah masa sewa habis, mobil tersebut tak kunjung dikembalikan oleh penyewa.


BH pun membuat laporan ke Polres Metro Jakarta Timur pada Februari 2024. BH melaporkan terkait dugaan penggelapan mobil sewaan tersebut.

“(Laporan dugaan penggelapan) Bukan pencurian, kita masih menangani perkaranya, kita akan usut hingga tuntas,” ujarnya.

Risiko dalam usaha rental mobil juga diakui Ketua Umum Buser Rentcar Nasional (BRN) Sulaiman Zuhri. BRN merupakan komunitas dengan anggota yang sudah mencapai 2.200 orang, terdiri atas pemilik dan pengelola usaha rental mobil. Mereka merupakan relawan yang tergabung dalam BRN, komunitas ini dibentuk lantaran pengusaha mobil rental rentan menjadi korban kasus pencurian hingga digadai.

“Kalau misalnya ada mobil di Jakarta bermasalah di Aceh, ya orang Jakarta nggak perlu ke Aceh, cukup orang Jakarta kasih data-data ke Korda (Koordinator Daerah). Nanti orang dari Aceh itu yang menyentuh unit (mobil yang dibawa penyewa) tersebut,” kata Sulaiman kepada detikOto, Selasa (11/6/2024).

“Itu unitnya apa masalahnya: apakah tergadai, atau hanya masalah payment atau apa pun itu. Jadi kita tidak nggak tahu indikasi mobil kalau mobil belum kita sentuh,” tambahnya lagi.

Dia mengungkapkan masalah mobil rental bukan cuma penggelapan saja. Namun juga antara penyewa dan pemilik sewa yang bisa diselesaikan dengan cara mediasi. Umumnya masalah rental mobil ini mulai tercium jika sudah melewati dari batas waktu perjanjian sewa.

“Mobil yang tergadai, terjual, ada juga yang mungkin nyewa itu lagi nggak ada uang, malu belum nelpon pemilik, atau teleponnya (penyewa) hilang,” sambungnya lagi.

Dengan jaringan BRN yang tersebar luas di Indonesia, Sulaiman mengatakan permasalahan terkait mobil rental bisa diatasi dengan lebih efektif dan efisien.

“Yang tahu kearifan lokal, dan lebih hebat untuk negosiasi, diskusi kan masing-masing daerah. Misalnya orang Aceh, dan komunikasinya lebih baik ngeberesin masalah di Aceh karena punya bahasa sendiri, begitu juga kalau orang Aceh ada masalah di Jakarta, orang Jakarta pasti lebih ngerti, secara geografi ataupun budaya ataupun bahasa. Itu yang menyebabkan tingkat keberhasilan penarikan mobil di BRN persentasenya lebih besar,” terangnya lagi.

Ia memastikan, penyelesaian mobil yang bermasalah ini pun tanpa pungutan biaya. Saat masuk anggota BRN, setiap anggota akan dimintai pertolongan.

“Militansi, tidak ada (biaya). Cuma ya nanti saat anggota BRN, misalnya Bapak (pemilik rental) tinggal di Depok, nanti mobil ada masalah di Bandung, diberesin tidak ada biaya. Cuma mengambil mobil dari Bandung ke Depok itu urusan Bapak,” jelas dia.

“Tapi suatu ketika ada mobil dari Jawa Timur di Depok ada masalah, Bapak wajib turun diminta bantuan. Jadi di sini kita namanya investasi kebaikan,” sambungnya lagi.

Sulaiman menambahkan setiap anggota BRN diberikan edukasi terkait pelepasan sewa kendaraan. Salah satunya dengan skeptis hingga verifikasi berlapis terhadap calon konsumen.

“Kalau SOP (Standar Operasional Prosedur)nya diperkuat, permasalahannya kemungkinannya kecil. SOP lemah, permasalahnnya pasti tinggi, pasti begitu. Cuma kita sedia payung sebelum hujan, nggak mungkin usaha rental tidak ada masalah, namanya usaha pasti ada resiko,” ujar Sulaiman.

Simak Video “ Unik, Musala di Pati Ini Berbentuk Ka’bah
[Gambas:Video 20detik]
(riar/rgr)

Membagikan
Exit mobile version