Jakarta –
Pasangan Lee Jeong Hoon dan Moa Aeim menceritakan tantangan kehidupan pernikahan yang sudah hampir memasuki tahun ketujuh. Rumah tangga ini sempat diterpa hubungan yang renggang, tapi mereka menunjukkan komitmen untuk tetap bersama dan menjaga keluarga demi masa depan anak-anak.
Lee mengakui menjalani kehidupan pernikahan tidaklah mudah, terutama ketika sempat memilih untuk memberikan jarak dan waktu untuk berpikir secara matang.
“Ambil keputusan itu nggak boleh nggak dibahas. Jauh-jauhan dan butuh waktu sendiri-sendiri itu ternyata tentu butuh jawaban yang tepat,” ungkap Lee saat ditemui di kawasan Transmedia, Jakarta Selatan, Rabu (13/11/2024).
Ia menekankan pentingnya komunikasi yang baik. Tak hanya itu, Lee Jeong Hoon juga menyarakankan pasangan yang menghadapi masalah untuk mencari bantuan profesional seperti konseling pernikahan jika diperlukan, terutama untuk menjaga keseimbangan antara peran sebagai orang tua dan pasangan.
Menurut Moa, tidak ada hubungan rumah tangga yang sempurna, namun usaha yang tulus dan komunikasi yang terjalin selama ini menjadi kekuatan mereka. Ia menegaskan bahwa selama masa LDM (Long Distance Marriage), mereka berusaha tetap saling terhubung meski tantangan sering muncul.
“Balik lagi, rumah tangga itu tidak ada yang buruk. Kita sama-sama berusaha,” ungkap Moa.
Lee menyampaikan pengalaman mereka di masa lalu membuatnya lebih bijak dalam mengambil keputusan, terutama untuk menjaga anak-anak dari dampak buruk konflik keluarga. Baginya, menjaga kedamaian keluarga dan memastikan anak-anak tumbuh di lingkungan yang baik adalah prioritas utama.
“Yang pastinya, saya dan istri juga ada hubungan baik, gedein anak baik, jangan sampai ada penyesalan lagi.” tutup Lee.
Setelah hampir lima bulan berpisah jarak, Lee dan Moa berharap dapat kembali menyatukan keluarga. Mereka berharap bisa lebih saling mengerti dan mendukung.
Moa bertekad untuk memperbaiki hubungan bersama Lee demi mewujudkan keluarga yang solid dan penuh kasih.
Lee Jeong Hoon dan Moa menikah pada 2 Desember 2017. Dari pernikahan itu keduanya dikarunia empat orang anak.
(wes/wes)
