Rabu, Januari 8


Jakarta

Museum Nasional Indonesia menjanjikan menjadi destinasi inklusif. Salahs atu caranya menggeber Pekan Raya Inklusif pada 5-7 Desember 2024.

Acara itu bertujuan untuk mempromosikan wisata ramah disabilitas sekaligus memperingati Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada 3 Desember. Pekan Raya Inklusif menyuguhkan berbagai program yang mendukung terciptanya wisata yang benar-benar inklusif.

Beberapa di antaranya adalah penyediaan pemandu wisata yang memiliki kemampuan bahasa isyarat, jalur khusus untuk pengguna kursi roda, serta papan informasi visual yang dirancang untuk mudah dipahami.


Pengalaman Pengunjung

Salah satu pengunjung, Viva Desara, seorang guru dari TK Islam Al-Amanah di Bekasi, membawa rombongan anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) untuk mengikuti acara ini. Ia menjelaskan bahwa keikutsertaan mereka bertujuan untuk mengasah kemandirian anak-anak sekaligus memberikan mereka kesempatan untuk menikmati wisata edukatif.

“Tujuan kami ke sini untuk membantu anak-anak belajar mandiri, sekaligus memberikan kesempatan mereka untuk healing dan menambah pengetahuan,” ujar Viva kepada detikTravel, Sabtu (7/12/2024).

Viva menilai fasilitas di Museum Nasional Indonesia sudah cukup memadai untuk anak-anak ABK. Namun, ia berharap ruang kreatif seperti aktivitas melukis dan bermain tanah liat dapat terus diperluas.

“Di sini sudah ada aktivitas melukis dan main tanah liat, tapi alangkah baiknya jika jumlahnya diperbanyak,” kata Viva.

Harapan dan Masa Depan Wisata Inklusif

Acara ini juga menjadi wadah diskusi mengenai berbagai aspek yang diperlukan untuk mendukung wisata ramah disabilitas. Aura, seorang teman tuli yang turut menghadiri acara, mengatakan tentang pentingnya langkah-langkah konkret untuk mewujudkan pengalaman wisata yang inklusif di masa depan.

“Harapan untuk masa depan wisata di Indonesia, terutama terkait dengan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas, sangat penting agar semua orang bisa menikmati pengalaman wisata yang inklusif, nyaman, dan setara.kata Aura.

“Beberapa harapan untuk ke depannya adalah peningkatan infrastruktur ramah disabilitas, pelatihan dan peningkatan kesadaran bagi staf wisata, peningkatan fasilitas teknologi bantuan, akomodasi yang lebih ramah disabilitas, dan lain lainnya,” dia menambahkan.

Komitmen yang ditunjukkan Museum Nasional Indonesia melalui acara ini memberikan optimisme bahwa wisata inklusif di Indonesia dapat terus berkembang. Harapan besar dari masyarakat adalah agar langkah ini menjadi inspirasi bagi destinasi wisata lainnya di tanah air untuk mengutamakan kesetaraan akses bagi semua.

(fem/fem)

Membagikan
Exit mobile version