Minggu, Oktober 6


Jakarta

Maskapai Amerika Serikat (AS), Alaska Airlines mengalami masalah serius saat menerbangkan pesawat buatan Boeing. Itu menjadi pintu pembuka dan bikin Boeing tidak diam saja.

Insiden itu adalah saat pintu meledak di udara. Perusahaan kedirgantaraan raksasa itu meminta maaf hingga boroknya dikuliti.

Kesialan maskapai itu juga menjadi keberuntungan bagi kita semua. Jika tidak, pabrikan AS itu pasti masih diam-diam saja.


CEO Boeing, Dave Calhoun, mengakui budaya perusahaan yang dipimpinnya jauh dari kata sempurna. Ia mengatakannya dalam kesaksian di depan anggota parlemen AS pada hari Selasa (18/6).

Mengutip BBC, Jumat (21/6/2024), ia memahami tentang kekhawatiran soal budaya keselamatan Boeing setelah adanya keadaan darurat di udara dalam penerbangan Alaska Airlines pada bulan Januari. Kejadian itu menimbulkan kekhawatiran berkepanjangan.

“Budaya kami masih jauh dari sempurna, tetapi kami mengambil tindakan dan membuat kemajuan. Kami memahami beratnya masalah ini,” kata Calhoun dalam pernyataan yang telah dipersiapkan.

Perusahaan ini telah menjadi sorotan sejak sebuah pintu yang tidak terpakai jatuh dari pesawat 737 Max baru dalam sebuah penerbangan yang dioperasikan oleh Alaska Airlines. Lubang menganga ditinggalkan di bagian sampingnya.

Sebagai bagian dari penyelidikan yang sedang berlangsung, para pelapor Boeing mengatakan kepada Senat pada bulan April bahwa 737 Max, 787 Dreamliner, dan model 777 memiliki masalah produksi yang serius.

Calhoun, yang telah memimpin perusahaan sejak tahun 2020, diperkirakan akan menghadapi pertanyaan-pertanyaan sulit tentang bagaimana Boeing merespons ketika kekhawatiran itu muncul.

Menjelang sidang dengar pendapat, Senat membagikan laporan yang merinci kekhawatiran yang disampaikan oleh para pelapor dalam beberapa minggu terakhir.

Adapun tuduhannya meliputi perusahaan telah kehilangan jejak suku cadang yang rusak, yang kadang-kadang dicoba untuk digunakan di pesawat, bahkan setelah masalah teridentifikasi.

Laporan tersebut mengatakan bahwa laporan dan dokumen-dokumen lainnya memberikan gambaran yang mengkhawatirkan tentang sebuah perusahaan yang memprioritaskan kecepatan produksi dan pemotongan biaya dibandingkan dengan memastikan kualitas dan keamanan pesawat.

Kekhawatiran tentang sikap Boeing terhadap kondisi keselamatan dan kontrol kualitas di pabrik-pabriknya bukanlah hal yang baru.

Perusahaan ini menghadapi kritik keras lima tahun yang lalu, setelah dua pesawat 737 Max hilang dalam kecelakaan yang terpisah, namun hampir sama sebabnya. Kejadian itu menewaskan 346 orang.

(msl/fem)

Membagikan
Exit mobile version