Kamis, Maret 20


Jakarta

Pembeli mobil di Indonesia punya karakter yang unik. Belum beli mobil baru saja, mereka sudah memikirkan harga jual kembali dalam kondisi bekasnya nanti.

Resale value atau harga jual kembali sebuah kendaraan menjadi salah satu pertimbangan konsumen di Indonesia untuk memilih mobil yang akan dibelinya. Semakin tinggi harga jual kembalinya, maka mobil tersebut semakin banyak peminatnya. Di sisi lain, jika harga bekasnya jatuh, mobil tersebut dianggap kurang baik.

Direktur Marketing PT Toyota-Astra Motor Jap Ernando Demily mengatakan, konsumen di Indonesia dalam memilih mobil memiliki berbagai pertimbangan. Apalagi jika mobil tersebut digunakan dalam jangka waktu lama.


“Sebagian besar orang Indonesia pada waktu memutuskan membeli sebuah mobil itu tipikalnya cukup rasional. Karena kita tahu, mayoritas dari orang kita itu memakai mobil bukan setahun atau dua tahun. Jadi, kepemilikannya cukup jangka panjang.Kalau kita lihat profile,rata-rata orang membeli mobil itu lima tahun di Indonesia,” kata Ernando.

Karenanya, selain harga mobil dan fiturnya, ada beberapa pertimbangan lain untuk membeli kendaraan. Salah satunya ketenangan pikiran atau peace of mind dalam menggunakan mobil tersebut.

“Piece of mind,artinya,setelah penggunaan mobil kita butuh perawatan, sparepart-nya gimana? Dan ketersediaan bengkelnya di mana?” ucap Ernando.

“Nggak cuma itu, kita tahu,orang Indonesia sebelum beli mobil, udah pikirin beli mobil berikutnya, resale value (harga jual kembali dalam kondisi bekas)-nya bagaimana?Itu yang terjadi hari ini di masyarakat Indonesia,” sambungnya.

Ernando juga menanggapi banyaknya pendatang baru di industri otomotif Indonesia dari China. Menurutnya, pendatang baru membuat konsumen memiliki banyak pilihan.

Meski begitu, Ernando percaya bahwa Toyota masih bisa mempertahankan gelarnya sebagai raja otomotif Indonesia. Selama Januari-Februari 2025 ini, Toyota masih menjadi pemimpin pasar dengan pangsa pasar sebesar 34,6 persen (wholesales Januari-Februari 2025).

“Saya personally percaya bahwa, orang beli mobil itu melihat banyak hal. Bukan cuma produk, feature dan pricing, tapi kan kalau orang beli mobil di Indonesia itu pakainya jangka panjang.Bukan cuman setahun dua tahun, bisa lima tahun kan.Nah karena itu, mereka juga akan berpikir selain produk dan feature yang bagus, pilihan yang banyak, kita hari ini punya banyak pilihan, tentunya customer juga akan memilih operasional cost-nya bagaimana,operasional mulai after sales, service, spare part, jaringan, resale value,” ujar Ernando.

Apalagi, Toyota sudah berpuluh-puluh tahun eksis di Indonesia. Ernando yakin eksistensi Toyota yang sudah sejak lama ada di Indonesia bisa dirasakan manfaatnya oleh semua konsumennya.

“Karena itu tadi kan dilihat di data bahwa market share Toyota tetap naik. Dan saya percaya itu karena Toyota bisa kasih total package, produknya komplet, harganya menarik, kemudian aftersales-nya bagus, resale value-nya bagus,” ucapnya.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Toyota telah mengirimkan mobil sebanyak 46.479 unit (wholesales) selama dua bulan pertama tahun ini. Pangsa pasar Toyota bahkan naik dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 31,7 persen, kini menjadi 34,6 persen.

(rgr/din)

Membagikan
Exit mobile version