Rabu, Oktober 2


Yogyakarta

Semerbak kopi menyeruak saat pintu kaca kafe ini dibuka. Space Roastery membuka kedai baru bertajuk 1890 di sebuah bangunan satu abad.

Space Roastery 1890 berada di Jl. MT Haryono No 9, Suryodiningrat, Kota Yogyakarta. Bangunan itu berdiri lebih dari satu abad dan awalnya bernama Ndalem Pembayun. Dulunya ini dimiliki oleh keturunan Sri Sultan Hamengkubuwono VII.

Kafe itu baru diresmikan pada 12 April 2024 lalu dan menambah warna baru di dunia perkafean Jogja. Konsepnya menawarkan customer untuk ngopi berkesan di dalam bangunan warisan budaya.


Hal itu dibenarkan oleh Alex, turis asing asal Perancis itu menikmati setiap teguk kopinya di Space Roastery 1890 sambil menelisik setiap inchi detail bangunan.

Space Roastery 1890 di Yogyakarta (Arawinda Dea Alisia/detikcom)

“Saya menemukan kedai ini di Instagram, dan tidak disangka begitu luar biasa. Saya belum pernah merasakan pengalaman ini sebelumnya, yaitu menikmati kopi dengan warisan yang begitu indah,” kata Alex.

Jika traveler menyaksikan dari luar, bangunan ini memiliki gaya klasik khas Jawa dengan dominasi warna hijau, kuning, dan coklat bersayup teduh.

Terdiri dari dua bagian, yakni bagian dalam dan luar ruangan. Bagian dalam ber-AC menyatu dengan meja barista, tasting station, merchandise corner, serta diisi meja dengan jumlah terbatas. Adapun, bagian luar sejatinya adalah teras rumah dengan lebih banyak meja kursi.

Rumah ini adalah perwujudan salah satu bagian rumah Joglo, tepatnya omah njero atau rumah dalam sebagai bagian terdalam dari joglo. Omah njero difungsikan untuk ruang keluarga dan di dalamnya ada ruangan bernama senthong. Senthong itu mempunyai tiga bagian, yaitu senthong kanan, kiri, dan tengah.

Kalau traveler duduk di meja bar, tepat di depannya adalah senthong tengah. Aslinya tempat tersebut digunakan untuk bermeditasi, tempat tidur pengantin, dan juga tempat pemujaan dewi sri untuk kesuburan ladang.

Senthong didekorasi dengan simbol fertility sebagai kesuburan pasangan pengantin ataupun kesuburan ladang sawah. Senthong dan isinya tidak terusik dengan adanya Space Roastery 1890, karena diberi penutup agar senthong terjaga di balik tirai.

Space Roastery 1890 di Yogyakarta (Arawinda Dea Alisia/detikcom)

Bangunan yang telah berdiri kokoh selama 134 tahun itu disulap menjadi kafe tanpa mengurangi atmosfer ngopi di bangunan yang sudah ada dari jaman Belanda. Dekorasinya memadukan unsur modern dan klasik dengan tetap menonjolkan keotentikan dari sang rumah.

“Dengan memilih bangunan ini untuk store kami, ini jadi salah satu cara untuk turut andil dalam melestarikan peninggalan budaya, khususnya rumah budaya Jawa,” tulis Space Roastery 1890 dalam akun instagram resminya @space.roastery

Ternyata bagi warga Jogja generasi 80 dan 90an, lebih familiar dengan tempat ini sebagai toko game Dino. Toko itu biasa digunakan untuk transaksi beli kaset, rental PlayStation, dan bermain tamiya.

“Karena tempat ini udah lama ga kedengeran eksistensinya, kami memberanikan diri buat buka Space Roastery 1890 di bangunan yang dulunya toko game Dino ini. Tujuannya untuk mendekatkan akses ke habitual drinkers dan home brewers yang bertempat tinggal di selatan sekaligus membangkitkan kembali popularitas tempat ini,” tulis Space Roastery 1890 di akun resminya.

(fem/fem)

Membagikan
Exit mobile version