Minggu, November 17

Jakarta

Bumbu rendang juga berhasil masuk ke pasar ekspor Eropa. Sosok Uni Rina yang juga ketua HIPERMI (Himpunan Pengusaha Rendang Minangkabau) ini ada di baliknya.

Rendang yang pernah dinobatkan menjadi makanan terlezat di dunia pada 2017 lalu, ternyata membuka peluang besar untuk sebagian pengusaha rendang di Indonesia. Penjualan mereka bisa maju hingga memasuki pasar ekspor berbagai negara.

Salah satu yang sukses memasuki pasar ekspor Eropa adalah produk rendang dari Dapur Mutiara. Pemiliknya adalah Fibrianti Takarina atau yang akrab disapa uni Rina.


Ekspor Bumbu Rendang ke Jerman

Dapur Mutiara Payakumbuh milik Uni Rina sang Ketua HIPERMI Foto: istimewa

Kepada detikFood (12/11), uni Rina menceritakan pengalamannya mengekspor rendang ke Eropa melalui sambungan telepon. “Saya pemilik Dapur Mutiara dari Payakumbuh, Sumatera Barat, saya menawarkan berbagai produk olahan rendang. Bumbu rendang yang kita produksi juga sudah sampai diekspor ke Eropa,” ujarnya.

“Rendang daging kan nggak boleh diekspor, tapi kita jual semua jenis rendang, rendang daging, rendang basah, paru, dendeng. Tapi ya cuma bumbunya yang bisa diekspor,” lanjutnya.

Uni Rina menjelaskan bahwa produk yang telah diekspor ke Eropa adalah bumbu rendang. Bumbu rendang ini mulai diekspor pada 2019 atas permintaan diaspora Jerman.

“Jadi ada diaspora sana (Jerman) yang minta kita untuk mengirimkan produk bumbu rendang, padahal saat itu saya juga tidak menjual bumbunya. Akhirnya ya kita coba, kita bikin rendang tapi dagingnya nggak kita kemas, bumbunya itu kita kirim,” cerita Uni Rina.

“Ternyata, itu dicoba masak di sana sukses. Waktu itu kita kirim sampel saja sebanyak 30 kilogram. Bumbu rendang itu dibeli oleh banyak diaspora sana dan mereka pada suka. Akhirnya mereka mencari calon buyer, setelah dapat baru kita produksi banyak,” sambungnya.

Setelah mendapatkan calon buyer tersebut, Uni Rina baru memproduksi banyak. Permintaannya ada yang produk bumbu rendang kemasan 250 gram sebanyak 500 kilogram.

Uni Rina menjelaskan bahwa dulu ia melakukan ekspor itu dari pihak ketiga. Namun, seiring berjalannya waktu, proses mengekspor bumbu rendang itu dilakukan secara mandiri.

Prosesnya cukup panjang, karena ia juga harus mengurus beberapa dokumen. “Akhirnya kita ekspor mandiri, kita urus perizinan, ada SKA (Surat Keterangan Asal) untuk pengiriman barang ke luar negeri, BPOM RI MD, HACCP,” jelas Uni Rina.

Ketika melakukan ekspor mandiri, Uni Rina bisa mengirimkan 1 ton bumbu rendang dalam kemasan 50 gram yang dapat diolah untuk 250 gram daging sapi.

Simak Video “Dubes RI untuk Bulgaria Sukses Tarik Investasi Bahan Makanan USD 2 Juta
[Gambas:Video 20detik]

Membagikan
Exit mobile version