Senin, Juli 1


Jakarta

Ustaz Yusuf Mansur mengaku sangat bahagia karena akhirnya bisa mewisuda 588 santri penghafal Al-Qur’an di Wisuda Tahfizh Nasional (WTN) Daarul Quran.

Ia mengaku sangat bersyukur karena bisa kembali menggelar acara ini.

“Mari bersyukur kepada Allah kita dipilih untuk belajar dan mengajarkan Al-Qur’an. Sungguh ini adalah sebuah nikmat yang besar sekali. Siapapun yang menjalani hidupnya dengan dan bersama Qur’an. Insyaallah keberkahan terus mengalir,” terang Ustaz Yusuf Mansur saat ditemui di kawasan Tangerang, kemarin.


Ini merupakan tahun kesembilan sejak WTN berlangsung pertama kali pada 2015. WTN adalah ajang pengukuhan bagi para penghafal Al-Qur’an yang telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an mulai dari 5 sampai 30 juz.

Pada 2024 ini, ada 588 peserta yang mengikuti perhelatan ini. Sebelumnya para peserta harus mengikuti ujian yang dilaksanakan oleh Biro Tahfidz Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an, para peserta harus bisa memenuhi beberapa metode untuk lulus dan mengikuti wisuda.

Para peserta berasal dari Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an di seluruh Indonesia, rumah-rumah tahfidz dan mahasiswa Institut Daarul Quran. Turut hadir Pimpinan Umum Daarul Quran Ustaz Yusuf Mansur dan pimpinan lainnya serta para Masyayikh dari sejumlah negara. Hadir juga dalam kesempatan ini Komjen. Pol. (Purn.) Drs. H. Anton Bachrul Alam, S.H dan Marsekal Pertama (Purn) Sugiharto. Keduanya pun senang melihat banyaknya anak muda yang berhasil menyelesaikan hafalan Al-Qur’an.

“Saya rasa ini hal positif. Di tengah banyaknya pilihan kegiatan pada generasi muda, tapi masih ada yang memilih untuk menghafal Al-Qur’an, dengan jumlah yang sangat banyak juga. Ini sangat perlu diapresiasi dan dikembangkan juga di banyak tempat,” ujar Anton Bachrul Alam.

Sejumlah santri dan santriwati juga menorehkan prestasi luar biasa dalam acara ini. Seperti Helmi Zakia Ulfa, seorang santriwati dari Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Takhassus Banyuwangi yang menjadi peserta terbaik 30 juz.

“Semoga dengan hafalan Qur’an, saya bisa menaikkan derajat orang tua dan menolong saudara-saudara saya di surga nanti,” harapnya.

Ada juga Salwa (13), santriwati tunanetra yang juga telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an. Ia pun mendapat peringkat 2 nasional kategori 30 Juz Rumah Tahfidz. “Insyaallah hafalan Qur’an bisa mendekatkan diri kita kepada Allah dan jalan terkabulnya segala Impian kita,” tuturnya.

(wes/pus)

Membagikan
Exit mobile version