Kamis, September 26


Denpasar

Dengan jumlah populasi yang tinggi, pertumbuhan sektor penerbangan Indonesia merupakan yang tertinggi ketiga, cuma kalah dari India dan Vietnam. Namun rata-rata umur pesawat yang dimiliki Indonesia ternyata lebih tua dibandingkan milik negara lain di kawasan ASEAN.

Saat ini, Indonesia mempunyai sekitar 360 pesawat yang melayani penerbangan. Jika melihat data-data dari Boeing, umur pesawat di Brunei Darussalam merupakan yang paling muda, rata-ratanya 5,7 tahun, disusul Singapura 8,3 tahun, lalu Filipina 10,3 tahun, Malaysia 10,9 tahun, Thailand 11 tahun, Laos 11,6 tahun, Kamboja 12,5 tahun, Indonesia 14,4 tahun dan Myanmar 14,9 tahun.

“Karena itu bakal banyak pesawat yang membutuhkan pergantian. Indonesia butuh lebih banyak pesawat sekarang untuk mencapai tingkat kursi per kapita di Asia Tenggara. Indonesia setidaknya membutuhkan lebih dari 200 pesawat narrow body (satu lorong),” ujar Managing Director of Boeing Commercial Marketing for Northeast Asia, Southeast Asia and Oceania, David Schulte, dalam sebuah forum di Bali, beberapa waktu lalu.


Jika melihat data penumpang per hari setiap jalan (PDEW) rata-rata penumpang di Indonesia hanya terbang paling jauh 3.000 mil saja. “90 persen permintaan dari Indonesia adalah entah itu di dalam Asia atau penerbangan domestik. Itu artinya ada high demand untuk pesawat single isle seperti Boeing 737. “Jadi ini lebih cocok untuk Indonesia,” ujarnya.

David Schulte, managing director of Boeing Commercial Marketing for Northeast Asia,Southeast Asia and Oceania. (Dadan Kuswaraharja)

Sementara jika melirik ke pasar yang lebih besar yakni Asia Tenggara, hampir 1.200 pesawat baru yang lebih hemat bahan bakar akan menggantikan jet-jet yang sudah berumur cukup tua di kawasan ini selama 20 tahun ke depan.

“Selain itu, karena penerbangan global bertujuan untuk mencapai nol emisi pada tahun 2050, bahan baku berbasis bio yang tersedia di kawasan ini dapat memasok sekitar 12% dari permintaan bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF) global, menurut penilaian bahan baku SAF yang didukung Boeing,” ujarnya

(ddn/fem)

Membagikan
Exit mobile version