Kamis, Juli 4

Jakarta

Testis berkembang di perut saat bayi laki-laki masih di dalam rahim. Sebelum lahir, testis biasanya turun dari rongga perut ke dalam skrotum. Skrotum adalah kantung kulit yang tergantung di belakang penis tempat testis berada. Testis yang tidak turun ke skrotum disebut dengan kriptorkismus atau undescended testis (UDT).

Kondisi ini dapat terjadi akibat sejumlah faktor, namun paling sering terjadi pada bayi lahir prematur.

“Jadi kalau anaknya prematur, risikonya akan lebih tinggi,” ucap spesialis urologi dari Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr Putu Angga Risky Raharja, SpU, FICS, saat ditemui di Jakarta Barat, Jumat (28/6/2024).


“Untuk bayi yang lahir cukup bulannya itu 1-3 persen kelahiran. Kalau bayi yang lahirnya prematur lebih tinggi lagi, penelitian bilang bisa sampai 30 persen,” tuturnya.

Kondisi ini kerap kali tak disadari oleh para orang tua lantaran tak memicu gejala signifikan pada anak. Akibatnya, tak sedikit juga kasus undescended testis ini ditemukan pada pria dewasa yang bisa memicu dampak kesehatan seperti infertilitas atau gangguan reproduksi.

Bagaimana cara mengetahui sang anak lahir dengan testis tak turun?

dr Angga menjelaskan, salah satu cara mengetahui sang buah hati mengalami undescended testis atau tidak dengan melihat dan meraba kedua kantung testis sang anak.

“Jadi mungkin kalau yang bisa kita lihat itu ya, mungkin bisa kita lihat kantongnya itu ada isinya nggak sih? Kalau misalnya kelihatan ada isinya dua, dipegang diraba, oh berarti itu mungkin. Jadi kalau udah di bawah kantong pasti diraba,” katanya.

NEXT: Segera periksa jika tidak teraba

Membagikan
Exit mobile version