Minggu, September 29


Jakarta

Seekor kuda Nil melempar seorang turis Inggris ke udara. Beruntung nyawa sang turis masih terselamatkan.

Melansir Stuff.co.nz, Jumat (27/9/2024), adalah Roland Cherry (63) yang terseret ke dasar sungai di Zambia oleh kuda nil. Saat itu ia tengah bersafari bersama istrinya, Shirley pada Juni lalu. Ia yang merupakan direktur sebuah perusahaan, mesti dua kali dilempar ke udara oleh kuda nil tersebut dan tergigit di bagian perutnya.

Namun, ia berhasil menyelamatkan diri ke tepi sungai dan selamat setelah dibawa ke rumah sakit di Afrika Selatan.


Mereka sejatinya tengah berlibur selama tiga minggu di Afrika tengah. Kemudian mereka naik kano di Sungai Kafue pada 24 Juni. Di sana pasangan itu menemukan seekor kuda nil betina dan seekor anak sapi saat mendayung menyusuri sungai.

Namun, induk kuda nil yang ditaksir seberat 1,4 ton itu seketika agresif dan menabrak kano mereka. Itu membuat pasangan tersebut terpelanting ke dalam air.

“Saat kuda nil pertama kali menabrak kano, terdengar suara benturan yang dahsyat, seperti suara tabrakan mobil,” imbuh Cherry saat memulihkan diri di rumahnya di Tysoe, Warwickshire.

“Perahu terangkat ke udara dan kami berdua terlempar ke dalam air. Saya muncul ke permukaan, tetapi bahu saya terkilir, dan saya tidak bisa berenang. Saya seperti bebek yang sedang duduk, mencoba berenang dengan satu tangan yang tidak akan pernah berakhir dengan baik, dan kemudian ia menangkap saya,” tuturnya.

Shirley Cherry pun berenang ke tepi sungai dan hanya dapat menyaksikan suaminya yang terseret ke dasar sungai.

“Saat saya diseret ke dasar sungai, saya ingat berpikir ‘oh tidak, cara yang buruk, saya belum siap untuk mati’. Dan saya pikir inilah saatnya, karena tidak ada yang selamat dari serangan kuda nil,” kenangnya.

Namun, dia berhasil membebaskan diri dari rahang kuda nil dan dapat menuju ke air yang lebih dangkal. Tetapi sayang, ia mesti diserang lagi.

“Saya dicengkeram lagi dan dilempar ke udara seperti boneka kain, tetapi ke arah tepian, dan itu adalah anugerah,” katanya.

“Saya ingat melihat ke bawah ke kaki saya dan berpikir ‘itu tidak bagus’. Ada potongan daging yang mencuat dari celana pendek saya yang robek dan darah di perut saya. Saya berada di dalam rahangnya dan saya tidak melihatnya satu kali pun, kami memiliki saksi mata yang menyaksikan hal itu terjadi, tetapi saya tidak pernah sadar akan hal itu,” imbuhnya.

Ia menjelaskan hanya teringat saat sang istri memanggil namanya dan kemudian banyak tangan yang menyeretnya keluar dari dalam air.

Alhasil Roland memiliki bekas luka yang dalam akibat gigitan sepanjang 25 cm di perutnya. Ia saat itu diangkut ke perahu motor dan dibawa kembali ke kamp pasangan tersebut di hulu sungai dan diangkut dengan ambulans.

Dia kemudian diterbangkan dengan helikopter ke Johannesburg dan dirawat selama lima hari sebelum terbang kembali ke Inggris.

Dokter di Afrika Selatan mengatakan kepadanya bahwa dia beruntung bisa selamat, namun dia akan meninggal jika lukanya lebih dalam.

Kemudian, dia menggalang dana untuk Rumah Sakit Misi Mtendere di Chirundu, Zambia selatan. Pada saat Kamis (26/9) sudah ada 6900 Pound Sterling atau sekitar (Rp 139 juta) yang disumbangkan.

“Saya selamanya berhutang budi kepada mereka, itulah sebabnya saya mengumpulkan uang untuk mencoba dan melihat apa yang bisa saya berikan kembali. Mereka telah memberi saya banyak sekali, kesempatan kedua dalam hidup dan saya harus membalasnya,” ujarnya.

“Kami berada di sana untuk melihat alam liar, tetapi saya tidak ingin melihat dari dekat. Saya tentu saja tidak membenci kuda nil – saya tidak terlalu suka dengan apa yang telah dilakukan kuda nil terhadap saya,” pungkasnya.

(wkn/wkn)

Membagikan
Exit mobile version