Kamis, November 21


Tenerife

Protes pariwisata berlebihan di Tenerife, Spanyol kembali memanas setelah sejumlah wisatawan ceroboh terjebak di Gunung Berapi Teide.

Pemerintah Tenerife harus mengevakuasi sekitar 130 wisatawan dari puncak Teide karena cuaca buruk di sana. Banyak pendaki yang mendaki gunung setinggi 3.718 meter itu hanya dengan mengenakan celana pendek dan kaus oblong.

Dilansir dari The Mirror, Rabu (20/11/2024) beberapa pendaki terpaksa dievakuasi menggunakan helikopter setelah terjebak dalam suhu di bawah nol derajat dan diterjang angin kencang, dengan jalur turun kereta gantung Teide tertutup salju.


Penyelamatan itu dilakukan setelah tombol SOS yang baru dipasang di gedung yang terhubung dengan stasiun atas kereta gantung diaktifkan selama tiga hari berturut-turut. Pemerintah setempat mengumumkan penutupan jalur pendakian ke puncak Teide dari pukul 4 sore hingga 9 pagi selama dua minggu ke depan.

Atas kecerobohan itu, pemerintah di sana memberikan sanksi untuk para wisatawan yang minta diselamatkan dengan denda sebesar 1.500 poundsterling (Rp 30 jutaan). Dewan Kota Tenerife mengevakuasi sekitar 77 orang turis pada hari Sabtu, 28 orang turis pada hari Senin, dan 25 orang turis pada hari Selasa.

Masyarakat setempat menganggap para wisatawan tersebut membahayakan nyawa petugas penyelamat dengan berusaha mendaki tanpa persiapan yang memadai. Kewarganegaraan para wisatawan tersebut tidak diungkapkan, namun kebanyakan dari mereka disebut merupakan wisatawan mancanegara.

“Biarkan saja mereka di sana,” kata salah seorang warga yang marah.

Tiga dari 25 orang turis yang diselamatkan pada hari Selasa harus dievakuasi secara khusus menggunakan helikopter. Mereka merupakan wanita yang menderita hipotermia, meskipun menolak untuk dirawat di rumah sakit setelah dievakuasi.

Seorang juru bicara pusat koordinasi darurat mengonfirmasi bahwa mereka adalah bagian dari kelompok pendaki yang kesulitan di dekat Altavista Refuge, yang terletak 3.254 meter di atas permukaan laut dan sementara ini ditutup.

Dewan Tenerife juga menjelaskan bahwa penyelamatan tersebut terjadi setelah cuaca membaik sementara, yang memungkinkan 64 orang dievakuasi dengan kereta gantung dan 13 orang lainnya turun dengan berjalan kaki.

Anggota Dewan Lingkungan, Blanca Perez, menegaskan bahwa Teide adalah gunung tinggi dengan kondisi ekstrem yang bisa membahayakan nyawa jika pendaki tidak mempersiapkan diri dengan baik. Ia menambahkan,

“Penting untuk mematuhi langkah-langkah keselamatan dan peringatan cuaca,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa para pendaki yang diselamatkan tanpa persiapan yang tepat akan dikenakan denda dan biaya penyelamatan. Penyelamatan itu terjadi setelah pemerintah Kepulauan Canary mengeluarkan peringatan cuaca terkait hujan dan bada, yang menyarankan agar penduduk menghindari aktivitas luar ruangan yang tidak perlu.

Bulan lalu, ribuan orang menggelar protes anti pariwisata di sejumlah resor wisata di Kepulauan Canary, mengkritik masalah seperti kurangnya perumahan yang terjangkau akibat meningkatnya jumlah wisatawan.

Di Tenerife, ratusan pengunjuk rasa yang membawa bendera memadati pantai Playa de Las Americas, menabuh genderang dan meniup peluit. Grafiti yang mengkritik wisatawan juga muncul di dinding-dinding di Tenerife dan Majorca, dengan pesan seperti “Kesengsaraanku adalah surgamu” dan “Gaji rata-rata di Kepulauan Canary adalah 1.200 euro.”

Beberapa wisatawan Inggris yang melihat grafiti tersebut mengkritik isi pesan dengan mengatakan ‘Kami yang membayar upahmu’. Baru-baru ini, politisi setempat mengusulkan untuk mengenakan biaya bagi wisatawan yang ingin mengunjungi destinasi alam di pulau itu mulai awal tahun depan. Sebagai reaksi terhadap hal itu, pesan bertuliskan ‘Kepulauan Canary memiliki batas’ muncul di jalan menuju Gunung Teide.

Pesan lain yang dilukis di jalan berbunyi ‘Moratorium Pariwisata’. Beberapa wisatawan mendukung gerakan tersebut, namun ada juga yang menuduh para pengunjuk rasa terlalu berlebihan.

(upd/wsw)

Membagikan
Exit mobile version