Selasa, September 17


Nara

Seorang relawan yang berjaga di Taman Nara untuk menjaga rusa-rusa yang belakang ini jadi sorotan. Benar saja, lengah sedikit turis China berulah.

Dilansir dari South China Morning Post pada Rabu (11/9), relawan yang tak disebutkan namanya itu membagikan kisahnya di akun X dengan nama @hezuruy dan dibagikan pada tanggal 30 Agustus.

Dalam video tersebut seorang pria paruh baya yang berbicara dalam bahasa Mandarin terlihat menggoda seekor rusa dengan menusuk salah satu kuku rusa dengan kakinya. Merasa terganggu dengan pemandangan tersebut, @hezuruy segera bergegas menghampiri turis tersebut untuk mengonfrontasi perilakunya.


Ia berteriak kepada turis tersebut dan menuduhnya menganiaya rusa tersebut dan memintanya untuk berhenti.

Pria tersebut langsung berhenti dan berkata “maaf” dalam bahasa Inggris berkali-kali. Ia juga menjelaskan dalam bahasa Mandarin bahwa ia hanya “bermain-main dengan rusa”.

Penjelasannya tidak meyakinkan pria Jepang tersebut, yang terus mencaci-makinya.

Seorang wanita yang tampaknya bersama turis tersebut mengatakan bahwa relawan itu “menakutkan”, dan berkata akan memanggil polisi. Tetapi relawan tersebut mengatakan bahwa temannya akan ditangkap.

Benar saja, sang relawan melaporkan bahwa ia berhadapan dengan dua wisatawan, dan menyatakan bahwa seorang pria Tiongkok telah “menendang rusa tersebut seolah-olah ia sedang menendang bola.”

Postingannya menarik 30 juta tampilan dan 6.000 komentar serta memicu perdebatan sengit.

“Menindas hewan semanis rusa tidak dapat ditoleransi,” kata salah seorang.

Meskipun pendapat berbeda-beda tentang tindakan turis dalam video tersebut, penting untuk dicatat bahwa segala bentuk penyiksaan atau penindasan terhadap rusa di Taman Nara adalah ilegal dan tidak etis.

Cerita rakyat mengatakan bahwa rusa-rusa tersebut adalah keturunan dari rusa putih legendaris yang ditunggangi oleh dewa petir Takemikazuchi ke Nara.

Rusa-rusa di Taman Nara, yang telah menghuni daerah tersebut selama 1.300 tahun, sangat melekat dalam cerita rakyat setempat.

Menurut legenda, makhluk-makhluk anggun ini dianggap sebagai keturunan dari rusa putih mistis, yang konon ditunggangi oleh dewa petir Takemikazuchi ke Nara.

Situs web resmi taman tersebut juga mengingatkan pengunjung bahwa rusa adalah hewan liar dan hanya boleh diberi makan dengan kerupuk yang dijual di taman tersebut dan segala upaya untuk menangkap atau menyakiti mereka adalah ilegal.

Pelanggar dapat menghadapi hukuman penjara hingga dua tahun atau denda 2 juta yen atau Rp 218 jutaan.

(bnl/bnl)

Membagikan
Exit mobile version