Otoritas Iran menyebut pilpres Amerika Serikat (AS) tidak menjadi urusan negaranya dan siapa pun pemenangnya tidak akan memicu perbedaan signifikan dalam kebijakan Teheran. Penegasan ini disampaikan setelah mantan Presiden Donald Trump memenangi pilpres AS.
Wakil Panglima Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) Ali Fadavi, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, justru menegaskan Teheran siap untuk melakukan konfrontasi dengan Israel, dan tidak mengesampingkan serangan pendahuluan oleh AS dan Israel.
Trump mengklaim kemenangan atas rivalnya, Wakil Presiden Kamala Harris, dalam pilpres 5 November kemarin. Hal ini menandai comeback politik menakjubkan empat tahun setelah dia meninggalkan Gedung Putih.
Sehubungan dengan Iran, juru bicara pemerintah Iran Fatemeh Mohajerani menegaskan kehidupan rakyat Iran tidak akan terpengaruh oleh pilpres AS.
“Pemilu AS sebenarnya bukan urusan kami. Kebijakan kami stabil dan tidak berubah berdasarkan individu. Kami telah membuat prediksi yang diperlukan sebelumnya dan tidak akan ada perubahan dalam kehidupan masyarakat,” ucap Mohajerani dalam pernyataannya seperti dikutip kantor berita Tasnim.
Para pejabat Arab dan negara-negara Barat telah mengatakan kepada Reuters bahwa Trump mungkin akan menerapkan kembali “kebijakan tekanan maksimum” melalui peningkatan sanksi terhadap industri minyak Iran dan memberdayakan Israel untuk menyerang situs nuklir Teheran, bahkan melakukan “pembunuhan yang ditargetkan”.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.