Jakarta –
Usai dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyampaikan rencananya untuk lebih mendekatkan diri dengan pemerintah China. Langkah ini sudah mulai ia lakukan dengan cara menangguhkan pemblokiran aplikasi TikTok selama 75 hari ke depan.
Melansir Financial Times, Selasa (21/1/2025), atas perintah eksekutifnya itu Trump kemudian mengatakan AS berhak mendapatkan 50% saham aplikasi TikTok jika aplikasi tersebut ingin terus beroperasi di Negeri Paman Sam melampaui batas waktu tersebut.
Namun jika permintaan penjualan itu tidak disetujui, presiden baru AS itu mengancam akan mengenakan tarif impor yang cukup besar untuk produk-produk dari China. Tentu dengan kesadaran penuh Trump mengetahui rencana pengenaan tarif ini akan memicu perang dagang antara kedua negara.
Selain itu Trump juga berpendapat jika kesepakatan penjualan 50% saham TikTok ke AS tidak disetujui oleh China, maka aplikasi video pendek ternama itu akan dianggap tidak memiliki nilai oleh pemerintah AS. Sehingga pemblokiran layanan dapat saja diberlakukan Kembali.
“Jika saya tidak melakukan kesepakatan itu, itu tidak ada nilainya. Jika saya melakukan kesepakatan itu, nilainya mungkin satu triliun dolar,” kata Trump saat menandatangani perintah eksekutif tersebut.
“Pada akhirnya (Beijing) akan menyetujuinya karena kami akan mengenakan tarif pada Tiongkok,” sambungnya.
Perlu diketahui China merupakan satu dari tiga negara yang diancam Trump akan dikenakan tarif impor pada hari pertamanya menjabat, bersama dengan Kanada dan Meksiko. Namun hingga saat ini Trump baru menyampaikan rencananya untuk mengenakan tarif 25% kepada Kanada dan Meksiko mulai 1 Februari nanti.
Namun sampai saat ini dirinya belum berencana untuk memberlakukan tarif impor kepada China sebesar 60% seperti yang telah dijanjikannya selama kampanye, yang juga menandai bagaimana pemerintahan Trump dapat memiliki lebih banyak kontak langsung dengan pemimpin Negeri Tirai Bambu Tersebut.
“Langkah untuk menunda tarif terhadap China tampaknya menjadi alat tawar-menawar untuk kesepakatan TikTok. Trump berbicara kepada pemimpin China, Xi Jinping, pada Jumat lalu dan mengatakan bahwa ia telah mengangkat isu TikTok, meskipun Beijing tidak mengkonfirmasi diskusi tersebut,” tulis Financial Times dalam laporannya.
(fdl/fdl)