Rabu, November 13

Jakarta

Kemenangan Donald Trump dalam Pilpres Amerika Serikat berdampak pada saham Nvidia yang langsung meroket dan menjadi perusahaan paling bernilai di dunia.

Nilai saham Nvidia langsung meroket dan memecahkan rekor valuasi. Nvidia menjadi perusahaan pertama dalam sejarah yang mencatatkan valuasi USD 3,6 triliun atau sekitar Rp 56.365 triliun.

Saham perusahaan pembuat chip AI terbesar ini naik 2,2% setelah kemenangan kandidat dari Partai Republik itu. Para investor optimistis soal potongan pajak dan dukungan regulasi yang bakal menguntungkan Nvidia.


Pada hari kemenangan Trump itu saham Nvidia ditutup dengan valuasi USD 3,65 triliun, memecahkan rekor kapitalisasi pasar Apple yang hanya USD 3,57 triliun pada 21 Oktober 2024 lalu.

Pada hari yang sama, saham Apple ditutup dengan valuasi USD 3,44 triliun, atau naik 2,1%, dan saham Microsoft ditutup dengan nilai USD 3,16 triliun dengan kenaikan 1,25%, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Jumat (8/11/2024).

Sementara itu S&P 500 technology index meroket 4% dalam dua sesi sejak Trump memenangkan pilpres.

Pertumbuhan nilai saham Nvidia belakangan memang sangat pesat berkat kesuksesannya menguasai pasar chip AI yang sedang booming. Saham Nvidia sudah naik sebanyak 12% selama November 2024, dan valuasinya sudah meningkat tiga kali lipat selama 2024.

Analis memprediksi Nvidia akan mengalami peningkatan pemasukan hingga 80% menjadi USD 32,9 miliar dalam laporan keuangannya yang akan dirilis pada 20 November mendatang.

Pada Juni 2024 lalu, Nvidia sempat menjadi perusahaan dengan nilai tertinggi di dunia sebelum akhirnya disalip lagi oleh Apple dan Microsoft. Ketiga raksasa teknologi ini sudah saling menyalip soal valuasi selama beberapa bulan ke belakang.

Dampak kemenangan Trump ini berbeda-beda untuk setiap perusahaan. TSMC misalnya, mereka malah ketar-ketir setelah kemenangan Trump.

Mereka menghadapi ketidakpastian terkait pendanaan dari peraturan CHIPS Act, yang penting bagi ekspansi mereka di Amerika Serikat, usai Donald Trump menang dalam pemilihan presiden.

Trump tidak menyetujui CHIPS Act, yang disahkan di bawah Presiden Joe Biden bulan Agustus 2022. Undang-undang tersebut mendukung produksi chip domestik AS dengan mendanai pembangunan pabrik semikonduktor di tanah Amerika.

Saat tampil di podcast Joe Rogan, Trump mengatakan alih-alih CHIPS Act yang disebutnya sangat buruk, ia akan menerapkan tarif untuk membuat perusahaan teknologi memproduksi semikonduktor di AS.

Intel, TSMC, dan Samsung merupakan penerima dana CHIPS ACT terbesar, masing-masing USD 8,5 miliar, USD 6,6 miliar, dan USD 6,4 miliar. TSMC dan Samsung juga dijanjikan pinjaman pemerintah dan kredit pajak investasi, yang dapat diubah ketentuannya oleh Trump.

(asj/fay)

Membagikan
Exit mobile version