Sabtu, Desember 21


Jakarta

Ramadan tahun ini dipenuhi banyak cerita menarik soal berburu takjil. Mulai dari para non muslim yang semangat mencari takjil sejak siang hingga panganan istimewa yang hanya muncul setahun sekali sebagai takjil. Berikut kisah-kisahnya.

Takjil, kudapan untuk berbuka puasa yang selalu jadi incaran muslim pada jam-jam jelang magrib. Banyak orang Indonesia tak bisa lepas dari kebiasaan makan takjil untuk membatalkan puasa mereka.

Penjual takjil pun banyak bermunculan saat ramadan. Di beberapa kawasan bahkan berjejer para penjual yang menawarkan takjil manis maupun gurih.


Menu takjil pun ikut jadi sorotan. Tak hanya yang populer seperti gorengan dan es buah, di banyak daerah Indonesia juga tersaji menu takjil yang ada hanya selama ramadan.

Banyak orang penasaran mencicipi menu takjil ikonik itu. Misalnya bubur sop dan cha yang jadi sajian di Masjid Jamik Kebun Bunga Medan.

Masjid Jamik Kebun Bunga menawarkan takjil legendaris berupa bubur sop untuk menu berbuka puasa. (Foto: Kartika Sari/detikSumut). Foto: Kartika Sari/detikSumut

Bubur sop merupakan bubur gurih khas Timur Tengah berbumbu rempah yang terdiri dari potongan daging dan tulang sumsum. Di dalamnya juga ada potongan wortel, kentang, dan daun sop.

Menu ini hanya tersaji saat ramadan, bersama cha atau teh susu yang juga dibuat dengan rempah-rempah. Penduduk dan pengunjung masjid itu pun banyak yang memburu takjil ikonik ini.

Cerita takjil menarik juga datang dari penjual yang dagangannya laris diburu ketika ramadan. Di Jakarta Barat, misalnya, ada penjual aneka takjil yang bisa menuai antrean panjang hingga 2 jam setiap harinya.

Gerobak kolak itu sehari-hari mangkal di depan The Harvest Mangga Besar. Tak ada nama spesifiknya. Setiap hari gerobak kolak ini datang pukul 15.30-16.00.

Namun antrean pembeli sudah mengular. Mereka bahkan telah mengambil nomor antrean sejak pukul 2 siang. Nomornya bisa mencapai 100.

Antre 2 Jam Demi Beli Seporsi Kolak Viral di Mangga Besar Foto: detikcom/Riska Fitria

Kolak yang sudah ada sejak 1990an ini dijual seharga Rp 18 ribu. Ada sekitar 8 jenis kolak yang bisa dipilih pembeli, mulai dari pisang, ubi, labu, singkong, mutiara, pacar China, biji salak, dan kolang-kaling.

Membicarakan takjil tahun ini juga tak bisa melewatkan tren yang sedang bergaung di media sosial. Tren itu menunjukkan antusiasme para nonmuslim (nonis) yang amat tinggi untuk berburu takjil hingga menjadi saingan para muslim itu sendiri.

Tren yang dibalut kekocakan ini memperlihatkan betapa niatnya para nonis dalam mendapat takjil yang mereka mau. Hal ini diungkap netizen muslim di media sosial.

Curhatan Kocak Orang-orang Rebutan Takjil dengan Non Muslim Saat Ramadan Foto: TikTok/Twitter/X

“Selain setan yang dikurung (selama bulan Ramadan), tolong kurung nonis (non Islam) juga. Setidaknya dari jam tiga sore sampai waktu maghrib deh, biar takjil kami aman. Gue jam lima sore nyari takjil udah kehabisan,” curhat salah satu pengguna TikTok yang mendapatkan banyak komentar di TikTok dan X (Twitter).

Cuitan itu pun mendapat banyak komentar kocak lain. “Ooooh tidak bisa. Puasa itu kewajibanmu, tapi takjil itu hak kita bersama,” canda @arie**.

Lalu ada @lus** yang mengatakan “Tetangga gue yang non Muslim beli takjil di gue, dia bilang ini lontong isinya enak gak? Gue suruh coba, eh dia bilang kalo dia lagi puasa dan nunggu buka juga.”

(adr/odi)

Membagikan
Exit mobile version