Minggu, Januari 5


Jakarta

Layanan bus Trans Metro Dewata (TMD) resmi berhenti beroperasi. Niluh Djelantik hingga Robi Navicula pun kecewa dengan moda transportasi umum di Bali itu.

Per 1 Januari 2025, bus Trans Metro Dewata (TMD) berhenti beroperasi. Pamitmnya bus TMD disampaikan melalui unggahan pernyataan di Instagram @transmetrodewata pada Rabu (1/1/2024).

“Mulai 1 Januari 2025, layanan Trans Metro Dewata secara resmi akan berhenti beroperasi,” demikian bunyi unggahan @transmetrodewata di Instagram.


Berhentinya layanan bus TMD itu lantaran sejak 1 Januari karena tidak lagi disubsidi oleh APBN 2025. Bus TMD disubsidi APBN sejak beroperasi pada 2020.

Pemprov Bali memastikan anggaran operasional dimasukkan ke dalam APBD 2025, namun hanya untuk satu koridor. Saat ini bus TMD melayani enam koridor, yakni di wilayah Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita).

Warga Bali Kecewa

Vokalis band Navicula, Gede Robi pun merasa kecewa dengan berhentinya operasional bus TMD. Robi bahkan memberikan komentar pedas. Robi menyebut ‘stupid city’ sebagai kebalikan dari ‘smart city’ karena bus TMD berhenti beroperasi.

“Salah satu indikator Smart City adalah tersedianya fasilitas transportasi publik dan dukungan pemerintah untuk menyediakan hal ini. Kalo nggak ada… yaa, kebalikannya: Stupid City!” cecar vokalis dan gitaris band Navicula itu.

Anggota DPD dari Bali, Ni Luh Putu Ary Pertami Djelantik atau Niluh Djelantik juga meluapkan kegusarannya di Instagram @niluhdjelantik. Dia menyentil para pejabat berwenang yang punya andil atas setopnya bus TMD.

“SUARA RAKYAT SUARA TUHAN JANGAN PERNAH DIABAIKAN. Bersyukurlah wahai pejabat, walau lelah bekerja rakyat tetap kasi kalian masukan. Menghentikan operasional Trans Metro Dewata adalah sama artinya kalian membun*h mata pencaharian rakyat yang memberi kalian makan dan fasilitas penuh kecukupan,” tulis Niluh dalam unggahannya.

Warga asal Kelurahan Sading, Kecamatan Mengwi, Badung, Surya juga turut mengungkapkan kekecewaannya terkait penghentian operasional bus TMD per 1 Januari 2025.

Pria berusia 54 tahun itu kecewa dengan penghentian operasional TMD lantaran selalu menumpangi bus itu untuk berangkat bekerja. Terlebih, ongkos naik bus TMD murah.

“Kalau sekarang ya masyarakat tambah susah karena kendaraan lain kan mahal, jadi kami kerja ke mana ya susah,” kata Surya saat ditemui di Terminal Ubung, Denpasar, Rabu (1/1/2025).

Surya merasa dimudahkan mobilitasnya saat bekerja jika menggunakan bus TMD. Selain itu, bus TMD juga meminimalisasi pengeluaran hariannya.

“Saya kan orang bangunan. Kalau dari sini (Terminal Ubung) kadang ke Renon, Kuta, itu kan ongkos murah sekali pulang pergi. Kalau sekarang pakai online bisa Rp 100 ribu,” keluh Surya.

Surya berharap Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali secepatnya mencari pengganti bus TMD atau dioperasikan kembali. Sebab, Surya terpaksa menggunakan taksi online jika tak ada bus TMD.

“(Sekarang) alternatifnya Gojek mau nggak mau. Kalau nggak (mau pakai transportasi online), ya nggak kerja,” ungkap Surya.

Sejumlah calon penumpang tidak mengetahui operasional bus TMD berhenti sejak hari pertama di 2025. Beberapa warga sudah telanjur menunggu kedatangan bus itu di Terminal Ubung.

Pantauan tim detikBali di Terminal Ubung, puluhan bus TMD berjajar rapi. Beberapa kali petugas keamanan memberikan informasi ketika ada masyarakat yang hendak menaiki bus itu.

Adi Santika Jaya (30) adalah salah satu penumpang yang menunggu kedatangan TMD di Terminal Ubung. Adi berencana mengajak istri dan anaknya berlibur ke Monkey Forest menggunakan bus TMD.

“Kami sudah set waktu jauh-jauh hari, kami nggak tahu informasi ini sih, jadi kami harus mengubah jadwal,” ucap Adi.

Adi dan keluarganya memilih menumpangi TMD karena dinilai praktis, murah, nyaman, dan ramah anak-anak. “Sudah lumayan sering (naik), sebulan ada empat kali,” tuturnya.

Adi lantas kebingungan setelah bus TMD tak lagi beroperasi. Pasalnya, tidak ada alternatif transportasi publik yang sama dengan TMD, apalagi dari segi harga.

“Secepatnya saya harap bisa lebih cepat beroperasi agar mempermudah masyarakat terutama kami yang keluarga-keluarga, rumah tangga, kan lumayan tuh,” harap Adi.

——

Artikel ini telah naik di detikBali.

(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version