Selasa, Februari 4


Jakarta

Belanda merupakan salah satu negara dengan diaspora Indonesia terbanyak di dunia. Tak heran bisnis Indonesian-related menjadi potensi menggiurkan bagi para pengusaha diaspora Indonesia di Belanda.

Takim Santosa menjadi salah satu diaspora Indonesia di Belanda yang memanfaatkan peluang tersebut dengan menjadi importir produk Indonesia ke Belanda yang dinamakan Nesia Food VOF.

“Saya lebih fokus mengimpor bahan makanan kering dari supplier UMKM dan korporasi di Indonesia. Dengan banyaknya perantau dari Indonesia yang tinggal di Belanda, produk-produk ini dicari oleh mereka baik untuk konsumsi langsung ataupun diolah kembali,” ujar Takim dalam keterangannya, Sabtu (25/5/2024).


Takim menjelaskan salah satu supplier terbesarnya adalah produsen gula aren, yaitu CV Hugo Inovasi yang berbasis di Banyumas, Jawa Tengah. Mereka bertemu pada program international business matching yang dihadirkan BNI.

Ia pun berharap dapat terus bekerja sama dengan BNI agar dapat dipertemukan dengan supplier-supplier UMKM yang berkualitas. Takim juga telah berencana untuk mengajukan fasilitas Diaspora Loan BNI untuk pembelian gudang.

“Gula aren sangat dibutuhkan di Belanda untuk diolah kembali menjadi menu khas Indonesia di restoran milik diaspora. Saya dipertemukan dengan CV Hugo Inovasi melalui program business matching dari BNI,” ungkapnya.

Sementara Anggota Komisi VI DPR RI Adisatrya Suryo Sulisto mengatakan gula aren Banyumas telah diekspor ke berbagai negara.

“CV Hugo Inovasi adalah debitur BNI yang memberdayakan petani lokal Banyumas dan mengekspor produk gula aren ke luar negeri. Melalui aktivitas business matching dari BNI, CV Hugo Inovasi dipertemukan dengan Nesia Food dan berhasil mengekspor dua ton gula aren per bulannya,” ujar Adisatrya.

Adisatrya mengungkapkan saat ini telah banyak diaspora di Indonesia yang memanfaatkan peluang berbisnis di Belanda dengan membuka restoran khas Indonesia. Ia berharap ke depan agar semakin banyak masyarakat Indonesia yang mampu melebarkan bisnisnya di luar negeri.

“BNI Amsterdam juga mengelola nasabah diaspora yang memiliki berbagai restoran mulai dari makanan padang hingga fine dining khas Indonesia. Gula aren yang diimpor dari Banyumas tersebut telah menjadi bahan baku hidangan di restoran-restoran tersebut,” jelasnya.

“Semoga ke depannya BNI mampu terus mendorong UMKM lokal agar siap berkompetisi di pasar global serta mendampingi diaspora wiraswasta agar semakin berhasil di luar negeri,” tutup Adisatrya.

Simak Video “Proses Pembuatan Gula Aren Khas Kuta Ciamis
[Gambas:Video 20detik]
(prf/ega)

Membagikan
Exit mobile version