Selasa, Maret 18
Jakarta

Tagar #TolakRUUTNI menjadi sorotan di media sosial X.com dalam beberapa hari terakhir. Hingga Senin pagi (17/3/2025), tagar tersebut telah menjadi trending topic di Indonesia, mencerminkan gelombang penolakan warganet terhadap Rancangan Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (RUU TNI) yang sedang dibahas DPR bersama pemerintah.

Berdasarkan pantauan Detikinet, tagar #TolakRUUTNI telah dibicarakan dalam ratusan ribu unggahan di X.com sejak akhir pekan lalu. Penolakan ini dipicu oleh kekhawatiran publik bahwa revisi UU TNI berpotensi mengembalikan dwifungsi militer, sebuah konsep yang memungkinkan TNI terlibat dalam urusan sipil, termasuk politik dan pemerintahan-sesuatu yang telah ditinggalkan sejak era reformasi 1998.

Ditambah lagi rapat panitia kerja (Panja) Komisi I DPR RI bersama pemerintah membahas Revisi Undang-Undang (RUU) TNI digelar tertutup di Hotel Fairmont, Jakarta Pusat beberapa hari lalu. Sejumlah orang pun mengeruduk ruang rapat.


Mereka mengatasnamakan diri dari Koalisi Reformasi Sektor Keamanan, meminta agar rapat Panja RUU TNI dihentikan. Mereka mempersoalkan rapat Panja ini digelar secara tertutup.

Selang beberapa waktu, Polda Metro Jaya diketahui menerima laporan terkait penggerudukan rapat panja Komisi I DPR dengan pemerintah membahas revisi UU TNI di Hotel Farimont, Jakarta Pusat. Pelapor merupakan sekuriti hotel berinisial RYR.

Tak pelak #TolakRUUTNI makin menjadi topik panas di medsos, khususnya platform X. Ragam pendapat diutarakan warganet, mayoritas menyampaikan penolakan.

Warganet Serukan #TolakRUUTNI


Rapat RUU TNI antara Komisi I DPR dan pemerintah, Selasa (11/3/2025). Foto: Dwi Rahmawati/detikcom.

Salah satu warganet dengan akun @ushisenopati menulis, “#TolakRUUTNI bentuk cara menghalalkan kekerasan terhadap sipil tak bersalah dengan berlandaskan hukum. seharusnya rakyat juga berhak bersuara, bukannya malah diteror gini.” Unggahan ini mendapat banyak dukungan dari pengguna lain yang merasa revisi tersebut mengancam demokrasi.

Tak hanya itu, warganet juga menggalang dukungan melalui petisi daring. Sebuah tautan petisi yang dibagikan oleh akun @ranwaskobochan bertajuk “TOLAK RUU TNI TANDA TANGANI PETISI INI, TEMAN-TEMAN” menjadi viral dan mengundang ribuan tanda tangan dalam waktu singkat. “Sebarkan! #TolakRUUTNI,” tulis @noviakelana sambil membagikan tautan serupa, mengajak pengguna lain untuk turut memperluas gerakan ini.

Akun @r_soefiyandoro menanggapi komentar sejumlah netizen di TikTok yang menyatakan dukungan terhadap Dwifungsi ABRI. “Gausah respon, mereka cari atensi. Kejar fee per komen juga. Fokus gaungin #TolakRUUTNI disemua media sosial. Gerakan murni aja. Nanti akan kebungkam sendiri,” ujarnya,

Kritik terhadap revisi RUU TNI juga menyoroti lokasi pembahasannya yang digelar di hotel mewah, seperti Fairmont Jakarta, akhir pekan lalu. Banyak warganet menilai hal ini sebagai bentuk ketidakpekaan DPR dan pemerintah di tengah situasi ekonomi yang sulit.

“Padahal Wakil Rakyat. Tapi saat rakyat yg sesungguhnya menolak RUU TNI, malah diusir. Anda bukan wakil rakyat, tapi wakil partai dan golongan anda. Efisiensi anggaran pun gak kalian jalankan. Uang pajak kalian hambur-hamburkan untuk rapat di hotel bintang 5,” ujar @celuteh

Halaman 2 dari 2

Simak Video “Video #TolakRUUTNI Bergema di Media Sosial
[Gambas:Video 20detik]
(afr/afr)


Membagikan
Exit mobile version