Kamis, Maret 27


Jakarta

Rest area selama musim mudik lebaran seringkali ramai dipadati pemudik yang sedang beristirahat. Ini membuat kebersihan dalam toilet juga seringkali tidak terjaga dengan baik.

Hal ini tentu penting diperhatikan agar kesehatan organ intim tidak terganggu selama perjalanan. Berkaitan dengan hal tersebut, dr Hilman Hadiansyah, SpU menjelaskan laki-laki dan perempuan memiliki anatomi yang berbeda.

Laki-laki memiliki saluran uretra atau saluran urine yang jauh lebih panjang dibandingkan wanita. Uretra laki-laki biasanya sepanjang 15-25 cm, sedangkan wanita hanya sekitar 2-3 cm. Ini membuat wanita lebih rentan terhadap masalah infeksi infeksi saluran kemih dibanding pria, sehingga pola kebersihan yang diterapkan juga berbeda.

“Kalau laki-laki sih bisa buang air kecilnya di mana saja ya. Tapi yang penting setelah buang air kecil ya dibersihkan sebaiknya dengan air mengalir,” ujar dr Hilman ketika dihubungi detikcom, Selasa (18/3/2025).

Pola kebersihan pada wanita sedikit lebih kompleks. Karena wanita tidak bisa buang air kecil berdiri seperti pria, kebersihan toilet harus sangat diperhatikan. Misal, yang tersedia hanya toilet duduk, maka tempat duduk toilet harus dibersihkan dan dikeringkan terlebih dahulu.

Setelah buang air kecil, bersihkan area intim menggunakan air mengalir yang tersedia. Penggunaan air mengalir lebih diutamakan, karena air yang tergenang di ember atau bak lebih rentan terhadap kuman.

“Setelah itu dibersihkan atau di-douchenya dengan air mengalir. Kemudian saat membasuhnya, misalnya dilap itu dari depan ke belakang, untuk mencegah transmisi kuman dari anus ke lubang kencing. Jadi bukan dari belakang ke depan,” sambungnya.

dr Hilman juga mengingatkan para wanita untuk mengatur kecepatan air dari bidet yang disediakan. Kekuatan air yang terlalu besar dapat meningkatkan risiko perpindahan kuman dari luar ke dalam organ intim.

Penting juga untuk memperhatikan kelembaban organ intim selama perjalanan. Ini berlaku baik pria maupun wanita.

“Setelah itu, bisa dikeringkan, jangan saat dalam kondisi basah atau lembab sudah pakai celana dalam, nanti meningkatkan kelembaban berlebih sehingga risiko infeksi meningkat. Apalagi perjalanan kan jauh, sering duduk, makin lembab, ya akan timbul infeksi semakin mudah,” tandas dr Hilman.

(avk/kna)

Membagikan
Exit mobile version