Kamis, September 19


Jakarta

Mendagri Tito Karnavian bicara soal pengembangan pembangunan sistem transportasi Indonesia. Dia mengatakan fokus transportasi pembangunan di daerah tidak bisa disamakan.

Tito menerangkan konsep sistem transportasi ini berdasarkan pengalamannya di lapangan selama menjabat sebagai Kapolda Papua, Kapolda Metro Jaya, Kapolri, hingga Mendagri. Dia mengatakan pembangunan transportasi tak bisa berhenti pada satu masa pemerintahan saja.

“Kami sedikit banyak… bukan ahli transportasi tapi punya cara pandang tentang sistem transportasi kita. Ini yang mungkin saya harapkan, saya tak mau terkunci pada topik tentang smart transportasi atau sustainable transportasi, energi yang digunakan nonfosil, tapi juga pembangunan yang berkelanjutan,” kata Tito di Hub Space 2024, di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (6/9/2024).


Tito kemudian menerangkan membangun sistem transportasi di Indonesia harus menyadari kondisi geografis Indonesia. Menurutnya Indonesia yang merupakan negara kepulauan harus membagi fokus sistem transportasinya.

“China negara berbasis daratan, sehingga moda transportasi darat jadi utama. India juga negara berbasis daratan, otomatis fokus pada transportasi darat sebagai moda transportasi utama. Ketiga adalah Amerika juga negara berbasis daratan, dari San Fransisco, Los Angles di pantai barat sampai New York dan Washington DC di pantai timur itu semua terkonek dengan daratan sehingga transportasi daratan dapat.. kecuali Alaska dan Hawaii,” tuturnya.

“Kita satu-satunya dari 10 negara terpadat penduduk tertinggi di dunia yang adalah archipelago. Sehingga kalau saya berpendapat moda transportasi utama, untuk meng-connect nasional itu untuk penumpang adalah udara, untuk barang adalah laut, dan kemudian moda transportasi darat ini sangat dipengaruhi faktor demografi,” lanjut Tito.

Tito lalu mencontohkan kebutuhan transportasi di Papua. Menurut dia, Papua tidak membutuhkan smart transportasi. Sementara Pulau Jawa merupakan wilayah yang paling membutuhkan transportasi yang terintegrasi.

“Untuk daerah seperti Papua, mereka nggak membutuhkan (transportasi) yang terlalu smart… karena penggunanya kurang. Mereka butuh transportasi darat yang terconnect, cukup. Mungkin belum transportasi massal, nggak ekonomis mungkin. Tapi kalau kita bicara Jawa, 56 persen dari 280 juta penduduk artinya di atas 150 juta orang ada di Jawa. Otomatis kebutuhan kita moda transportasi ini the most priority dan kalau bicara membangun integrasi antar moda antartransportasi, Jawa,” kata Tito.

(idn/imk)

Membagikan
Exit mobile version